Nuansa ungu terlihat di area ruang kelas Lantai 2 Gedung SMA Pangudi Luhur di hari Minggu, 29 Oktober 2023. Para panitia sudah bersiap untuk acara Ngobras Pak (Ngobrol Bersama Pakar) dengan tema "Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara". Acara berbentuk talkshow ini diadakan oleh tim Bidang Pelayanan Paroki Cikarang sebagai persembahan kasih untuk para survivor dan warrior kanker, juga dalam rangka Bulan Peduli Kanker Payudara (Bulan Oktober). Kegiatan ini bekerja sama dengan RS Siloam Lippo Cikarang dan Mulia Industry Group.
Pukul 09.00 WIB, tampak peserta mulai berdatangan. Peserta sebagian besar sudah mendaftar melalui Google form yang sudah didistribusikan ke tiap lingkungan sejak 1 (satu) bulan sebelumnya. Yang mendaftar ada 126 orang. Peserta yang sudah melakukan pendaftaran ulang, diberikan sticker name tag dan stiker logo. Selanjutnya peserta dipersilahkan menikmati snack dan minuman hangat. Snack dibuat spesial berupa rebus-rebusan (jagung rebus, ubi rebus, kacang rebus, dan lainnya) guna mengenalkan makanan sehat.
Setelah selesai makan minum, peserta dipersilahkan masuk ke dalam ruang kelas. Di dalam kelas, di bagian awal acara, diputar video tentang Mama BeHa, video yang mengenalkan tentang SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Menjelang Pukul 10.00, ruangan mulai dipenuhi oleh peserta, tidak hanya oleh para ibu-ibu, juga tampak beberapa orang bapak dan remaja putri. Acara kemudian dibuka oleh MC, Margareta Dian, dilanjutkan Doa Pembukaan oleh Ketua Panitia, Rosa Marbun.
Sebelum masuk acara inti, Pak Yudi, perwakilan dari Dewan Paroki menyampaikan sambutannya. Di awal sambutan, mendengar kata kanker, beliau teringat dengan sahabat yang sudah dipanggil Tuhan karena kanker. Kita sungguh bersyukur karena di paroki Cikarang sudah terbentuk komunitas kanker sehingga bisa berbagi dan saling menguatkan. Paroki mengapresiasi acara hari ini karena deteksi dini adalah hal yang penting diketahui.
Sampailah ke acara inti yaitu Ngobras Pak, dengan narasumber dr. Ida Melani Santoso, SpPD, FINASIM; dokter ahli penyakit dalam dari RS Siloam Lippo Cikarang, testimoni dari survivor kanker payudara Bu Andriani, warrior dari Bu Iluminata Nely serta Pak Yustinus, keluarga dari penderita kanker payudara. Pada sesi ini dipandu oleh Zr. Ana Damayanti sebagai moderator.
Dalam pemaparannya, dr. Ida memberikan informasi tentang data kanker di Indonesia. Kanker payudara menempati urutan kedua penyebab kematian akibat kanker. Sekitar 70% penderita kanker payudara datang ke dokter pada kondisi stadium lanjut. Sekitar 0,5- 1% kanker payudara terjadi pada laki-laki. Penyebab kanker payudara sampai saat ini pun belum diketahui dengan pasti.
Memang ada beberapa faktor risiko kanker payudara, antara lain gen, hormon, gaya hidup. Gen dan hormon Anda berperan dalam kanker payudara, tetapi kita tidak tahu persis bagaimana caranya. Gejala awal/dini kanker pun seringkali tanpa gejala. Karena itu deteksi dini bisa dilakukan dengan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dan Periksa Payudara Klinis (SADANIS). Sekecil apapun benjolan ditemukan, segera periksakan ke dokter. Menunda berarti memberikan kesempatan sel kanker untuk berkembang dan mengurangi kesempatan untuk sembuh. USG payudara dan mammografi merupakan pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan jika dicurigai ada gangguan di payudara.
Ngobras Pak berlanjut dengan testimoni dari survivor dan warrior kanker payudara. Apa bedanya survivor dan warrior? Survivor adalah mereka yang sudah berhasil sembuh dari kanker sedangkan warrior adalah mereka saat ini masih berjuang dalam pengobatan kanker. Bu Andriani sebagai survivor menceritakan pengalaman hidupnya dari awal terdiagnosis sampai dinyatakan sebagai pre kanker dan akhirnya bisa sembuh. Begitu pula Bu Nely sebagai warrior, menceritakan di mana beliau telat untuk datang ke dokter dan sempat berobat alternatif sehingga akhirnya kanker berkembang lebih cepat. Kedua testimoni ini membuka mata bahwa pentingnya deteksi dini kanker.
Testimoni berlanjut dari Pak Yustinus, suami dari almarhum ibu Yayuk, salah seorang warrior yang sudah berpulang ke rumah Bapa. Di sesi ini diputar video perjuangan bu Yayuk menjalani kesehariannya dengan kanker. Begitu tampak dukungan kasih tulus dari suami dan anak-anak mendampingi bu Yayuk. Di sesi ini tampak peserta juga hanyut dalam cerita dan meneteskan air mata. Pak Yustinus berpesan memang berat dalam menjalani namun dukungan keluarga, komunitas, dan teman-teman lingkungan sungguh memberikan kekuatan dan pengharapan.
Di akhir sesi, Romo Antara menutup dengan cerita perjuangan sang adik yang juga menderita kanker. Sang adik tidak mau keliatan seperti orang yang sakit kanker, tetap menunjukan kepada orang-orang sekitarnya semangat dan harapan. Romo berpesan, siapapun itu baik penderita kanker atau sakit lainnya perlu menyadari bahwa tubuh punya batas kekuatan. Hadapi dan terimalah sakit itu sebagai bagian rencana dari Tuhan. Paroki kita Cikarang sudah mempunyai komunitas yaitu LOTs (Love of Teresa Family) di mana di dalamnya ada para ABK dan UBK, survivor dan warrior. Mari kita dukung komunitas ini.
Sebelum menutup rangkaian acara, peserta kembali diajak untuk gerak bersama Jingle fIght CANcer. Jingle yang isinya memberikan semangat untuk kita agar terbuka dan pasti bisa jika bersama-sama melawan kanker. Jingle ini spesial diciptakan oleh Petrus Bayu Puja dan dikoreografi oleh Anindya Saraswati. Dan yang tak kalah seru, peserta talkshow mendapatkan kesempatan memenangkan door prize juga ada 50 orang terpilih untuk mendapatkan voucher pemeriksaan USG payudara gratis di RS Siloam Lippo Cikarang.
Acara ditutup dengan doa dan berkat terakhir dari Romo. Seperti kata Ibu Teresa, Together We Can Do Great Things. Semoga ilmu dan sharing yang sudah didapat, berdampak positif untuk kita semua.
Liputan dan Foto : Tim KomSos PCGIT