Perikop injil Matius 13:44-52 menceritakan bagaimana Tuhan Yesus mengajarkan Kerajaan Allah dengan aneka perumpamaan. Perumpamaan-perumpamaan yang dipakai oleh Yesus untuk pengajaran memperlihatkan bahwa Kerajaan Allah itu ditujukan kepada siapa saja, meliputi semua orang dari beraneka ragam kehidupan.
Perumpamaan pertama bahwa Kerajaan Allah diumpamakan harta terpendam di ladang ditujukan kepada pengalaman kehidupan para petani. Perumpamaan pembeli ladang ditujukan pada pengalaman pelaku pasar yang memperoleh pengertian tentang Kerajaan Allah dan penuh sukacita membelinya. Perumpamaan yang ketiga tentang pedagang mutiara ditujukan untuk pengalaman orang yang sedang mencari, mendapatkannya dan akhirnya mengorbankan segala sesuatu untuk memilikinya. Dan yang terakhir perumpamaan tentang pukat yang menyentuh pengertian Kerajaan Allah bagi pengalaman para nelayan. Dengan pengajaran Kerajaan Allah menggunakan perumpamaan-perumpamaan tersebut, Tuhan Yesus mengajarkan pengertian Kerajaan Allah dalam pengalaman masing-masing seturut ragam kehidupannya. Oleh karena itu, Kerajaan Allah bukanlah sebagai tempat megah Tuhan yang jauh dari hidup sehari-hari, melainkan lebih sebagai pengalaman kuasa Tuhan merajai pikiran, hati dan pilihan-plihan kehidupan setiap saat yang dapat dimengerti melalui aneka macam situasi dan keadaan. Pengalaman akan Allah yang meraja atau menguasai hidup, apabila ditemukan dalam perjalanan hidup seseorang, maka akan membawa sukacita, penghargaan tinggi, syukur, penuh hikmat, komitmen yang memancarkan kuasa keilahian dan buah-buah kebaikan.
Peka terhadap pesan-pesan insani manusiawi sekitar akan membantu pengalaman umat beriman untuk mengenali hadirnya kuasa Tuhan. Peka terhadap pengalaman kuasa Tuhan membantu umat beriman memperoleh hikmat dan pengertian Kerajaan Allah yang menyentuh perasaan, pikiran dan hati seseorang sehingga akan menghasikan suka cita, syukur dan penuh hikmat dalam pilihan dan keputusan-keputusan.
Di samping membiasakan diri peka terhadap pesan insani pada peristiwa atau keadaan sekitar dan terhadap kuasa Tuhan, umat beriman pada zaman sulit seperti sekarang ini perlu terus memohon dan meneguhkan iman, pengharapan, kasih serta keterbukaan kepada Tuhan. Melalui iman, pengharapan, kasih dan keterbukaan tersebut, Kerajaan Allah menjadi bagian dari pengalaman dan pengertian hidup beriman umat sehingga memberikan hikmat pada setiap pilihan/putusan di tengah masyarakat yang sedang beradaptasi dengan tatanan-tatanan baru kehidupan.
Penulis : Andreas Yumarma
Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa