Hidup dalam Roh Kudus - Refleksi Perjalanan Suci Pengikut Santa Teresa dari Kalkuta

Dunia tempat kita tinggal yang sering mengalami perubahan, konflik, ketidakadilan dan tantangan tanpa henti menimbulkan kemiskinan, penderitaan dan banyak orang terpinggirkan dalam kehidupan. Pencarian kedamaian dan kepuasan batin kemudian terasa seperti fatamorgana. Namun ditengah suasana itu, bagi para pengikut Santa Teresa dari Kalkuta, hidup dalam Roh Kudus menawarkan jalan yang mendalam menuju ketenangan dan tujuan mulia. Terinspirasi oleh dedikasi tak kenal lelah dari sosok suci Santa Teresa dari Kalkuta, para pengikut semangat Santa Teresa melakukan perjalanan spiritual yang transformatif sekaligus memuaskan kerinduan kedalaman batin mereka. Pengalaman mistik sebagai perjumpaan mendalam dengan Tuhan dilandasi oleh keheningan, doa dan sukacita dalam pelayanan (Morariu, 2019).

Santa Teresa dari Kalkuta, yang dikenal karena cinta dan kasih sayangnya yang tak terbatas, meninggalkan warisan yang berakar kuat dalam  pengabdian spiritual dan pelayanan. Para pengikutnya yang berkomitmen mengikuti jejak semangat Santa Teresa dari Kalkuta sering disebut sebagai Misionaris Cinta Kasih. Para suster Misionaris Cinta Kasih ini mengabdikan hidup mereka untuk meniru iman dan meneruskan pelayanan pada kemanusiaan yang tidak tergoyahkan. Perjalanan mereka bukan hanya tentang perjalanan ketaatan pelayanan atau ketaatan iman, melainkan menyangkut komitmen menjalani kehidupan yang sepenuhnya dibimbing oleh Roh Kudus.

Hidup dalam Roh Kudus berarti berada dalam persekutuan dengan Allah terus menerus. Persekutuan ini adalah sumber kekuatan dan ketahanan banting mereka dalam pelayanan. Melalui doa dan meditasi mereka menemukan kejelasan arah yang diperlukan untuk melayani orang lain tanpa pamrih. Setiap tindakan kebaikan, setiap momen pelayanan, dipandang sebagai perpanjangan dari ekspresi kedalaman hubungan rohani dengan Yang Ilahi.

Kehidupan seorang pengikut Bunda Teresa adalah salah satu kesederhanaan dan kerendahan hati. Mereka sering meninggalkan kenyamanan duniawi serta memilih untuk hidup di antara orang miskin dan terpinggirkan. Keputusan ini tidak lahir karena kebutuhan, tetapi dari keyakinan yang mendalam bahwa kebahagiaan sejati terletak pada memberi daripada menerima. Dalam pemberian dan pelayanan inilah mereka menemukan rasa kepuasan batin dan kebahagiaan yang mendalam.

Kemiskinan, cinta, memberi, kedamaian, pengorbanan dan tanggung jawab menghadirkan kunci pemahaman tentang kemiskinan fisik dan kemiskinan rohani (Morariu, 2020). Para pengikut Santa Teresa dari Kalkuta percaya bahwa Roh Kudus bekerja melalui mereka untuk membawa perubahan positif pada dunia. Merawat orang sakit, memberi makan yang lapar, atau menyediakan tempat berlindung bagi para tunawisma merupakan tindakan pelayanan dihayati sebagai manifestasi kasih ilahi. Kasih ini melampaui semua rintangan dan menjangkau untuk menyentuh kehidupan mereka yang paling membutuhkan.

Salah satu aspek kehidupan yang paling mencolok dalam Roh Kudus bagi para pengikut ini adalah rasa kebersamaan. Mereka hidup dan  bekerja bersama, saling mendukung dalam upaya rohani dan duniawi mereka. Kehidupan komunal ini menumbuhkan rasa memiliki yang mendalam dan memperkuat nilai-nilai empati dan kerja sama. Melalui solidaritas inilah mereka dapat mencapai begitu banyak hal dalam misi mereka untuk melayani umat manusia.

Perjalanan ini bukannya tanpa tantangan. Pengikut Bunda Teresa sering menghadapi kritik dan kesalahpahaman dari mereka yang tidak dapat memahami cara hidup mereka. Namun, mereka tetap teguh dalam iman mereka. Mereka mengambil kekuatan dari praktik spiritual dan teladan yang diberikan oleh Santa Teresa dari Kalkuta. Komitmen yang tak tergoyahkan adalah bukti kuasa transformatif hidup dalam Roh Kudus.

Kehidupan pengikut Santa Teresa dari Kalkuta merupakan proses pembaharuan dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Mereka terus-menerus berusaha untuk memperdalam pemahaman spiritual dan meningkatkan kemampuan dalam melayani orang lain. Hidup dalam Roh Kudus berarti mengenali dan menerima diri sendiri sepenuhnya, termasuk pengenalan terhadap suara hati dan dorongan Roh Kudus yang sedang berkarya. Roh mendorong untuk hidup dengan cinta dan empati terhadap orang lain. Ini berarti mengutamakan kepentingan bersama, membantu sesama, dan menunjukkan kasih tanpa pamrih. Hidup dalam Roh Kudus juga berarti mencari makna dan tujuan lebih dalam dari sekadar rutinitas harian. Ini melibatkan pencarian akan panggilan hidup dan mengikuti arah yang memberi makna sejati.

Referensi:
Morariu, I. M. (2019). Saint Faustina Kowalska and Saint Teresa of CalcuttaTwo authors of spiritual autobiographies from catholic space of the 20th century. Astra Salvensis, 7(13), 231–240. Morariu, I. M. (2020). Aspects of political theology in the spiritual autobiography of mother teresa of calcutta. HTS Teologiese Studies / Theological Studies, 76(1), 1–5. https://doi.org/10.4102/hts. v76i1.5932

Penulis : Anastasia Bintari Kusumastuti - Tim Kontributor Kolom Katakese

Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa

 



Post Terkait

Comments