Trigatra Kristiani - Apakah Ada

Pengantar
Trigatra adalah konsep yang terkait dengan ketahanan nasional di Indonesia. Gereja Katolik tidak memikili atau membangun konsep sendiri tentang trigatra itu. Jadi sederhananya, tidak ada yang disebut dengan Trigatra Kristiani itu. Mungkin yang perlu menjadi pertanyaan adalah apakah ada peran umat Kristiani atau Gereja Katolik dalam trigatra itu? Apakah ada inisiatif khusus Gereja Katolik (KAJ) dalam trigatra sebagai konsep Ketahanan Nasional Indonesia?

Memahami istilah Trigatra
Sebelum menjawab pertanyaan itu, perlu dipertegas arti istilah trigatra itu. Trigatra adalah penjabaran daridelapan model (gatra) yang mempengaruhi ketahanan nasional Indonesia. Kedelapan gatra itu disebut astagatra. Konsep Astagatra ini memandu upaya kita dalam memperkuat ketahanan nasional, baik dari segi alamiah maupun sosial, untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

Tiga gatra dalam Trigatra bersifat alamiah, yaitu geografis (kondisi wilayah), demografi (kependudukan), dan sumber kekayaan alam. Sementara itu, lima gatra lainya yang disebut Pancagatra terkait dengan konsep dan strategi, meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Trigatra bersifat statis, sedangkan Pancagatra lebih dinamis. Keduanya saling memengaruhi dan penting dalam Wawasan Nusantara, yang menjadi konsep bangsa Indonesia dalam mempertahankan kesatuan dan persatuan nasional.

Peran Umat Kristiani
Umat Kristiani memiliki peran yang penting dalam Trigatra Indonesia. Pertama, umat Kristiani dapat berkontribusi dalam memahami dan menjaga kondisi geografis negara, termasuk pelestarian lingkungan alam. Kedua, sebagai bagian dari kependudukan, umat Kristiani dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta menghormati keragaman penduduk. Ketiga, pemahaman umat Kristiani tentang pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan  dapat mendukung ketahanan ekonomi dan keamanan nasional. Selain itu, nilai-nilai etika dan moral yang dianut oleh umat Kristiani membentuk karakter bangsa dan memperkuat sosial budaya Indonesia. Terakhir, peran umat Kristiani dalam memperjuangkan keadilan sosial dan hak asasi manusia juga merupakan bagian dari pertahanan dan keamanan nasional.

Apakah ada inisiatif khusus dari Gereja Katolik (KAJ) untuk memperkuat ketahanan nasional? Tentu! Gereja Katolik Indonesia telah mengambil inisiatif yang berarti dalam memperkuat ketahanan nasional dengan fokus pada solidaritas dengan pengungsi. Berbagai tindakan konkret telah diambil:

1. Mendukung Pengungsi dari Berbagai Negara
Gereja Katolik mendorong solidaritas nasional untuk membantu para pengungsi yang datang dari berbagai negara. Ini merupakan wujud pengamalan ajaran dan nilai-nilai iman Katolik yang mendasar, termasuk martabat manusia, solidaritas, keadilan, dan kasih sayang terhadap sesama.

 Wilayah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) saat ini menampung sekitar 6000 pengungsi dari negara-negara seperti Afghanistan, Somalia, Sudan, Irak, Iran, dan Eritrea. Para pengungsi ini tersebar di beberapa daerah di Jakarta, seperti Tebet, Pasar Minggu, Kebayoran, Grogol, Ciputat, Serpong, dan Kalideres.

2. Kegiatan Kreatif untuk Membantu Pengungsi 
Charity Run Run4U 2023: Gereja Katolik bekerja sama dengan Profesional dan Usahawan Katolik – Keuskupan Agung Jakarta (PUKAT KAJ) mengadakan acara tahunan bernama Run4U 2023. Acara ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan jasmani dan rohani melalui olahraga, tetapi juga untuk memberikan welas asih, belarasa, dan berkat bagi sesama yang membutuhkan, khususnya para pengungsi.

Lembaga Daya Dharma (LDD) Keuskupan Agung Jakarta dan Jesuit Refugee Service (JRS) Jakarta juga berperan dalam memberikan pelayanan kepada para pengungsi, termasuk peningkatan kapasitas dan keterampilan serta pembagian sembako.

3. Dukungan Finansial untuk Pelayanan Pengungsi
JRS Jakarta membutuhkan dana lebih dari 700 juta untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar pengungsi, termasuk makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, layanan kesehatan darurat, advokasi, koordinasi, dan peningkatan kapasitas staf. Jika dihitung dengan kebutuhan tahun 2024, jumlahnya menjadi satu miliar lebih.

Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, mengapresiasi inisiatif PUKAT KAJ dan mengajak semua pihak yang memiliki kemampuan dan kesempatan untuk terlibat daAlam usaha mulia ini.

4. Implementasi Nilai Keadilan Sosial
Dalam upaya implementasi nilai keadilan sosial, Gereja Katolik memiliki peran yang signifikan. Berikut beberapa aspek yang menunjukkan peran Gereja Katolik dalam memperjuangkan keadilan sosial:

Advokasi dan Perubahan Kebijakan Publik 
Gereja terus berupaya untuk memperjuangkan hak-hak individu dan mengatasi kesenjangan sosial. Mereka aktif dalam kegiatan advokasi, mendorong perubahan kebijakan publik, dan memberikan bantuan kepada mereka yang terpinggirkan.

 Dalam konteks keadilan sosial, Gereja Katolik berbicara atas nama orang-orang yang tidak memiliki suara dan memperjuangkan kebijakan yang menguntungkan seluruh masyarakat.

Menghargai Martabat Manusia dan Kesejahteraan Umum
Ajaran sosial Gereja Katolik menekankan pentingnya membeli martabat manusia dan menghargai hak-haknya. Ini mencakup upaya untuk memastikan kesejahteraan umum dan keadilan bagi semua. Gereja berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang setara terhadap sumber daya dan kesempatan yang diperlukan untuk hidup dengan layak.

Solidaritas dan Subsidiaritas
Solidaritas adalah nilai sentral  dalam ajaran sosial Gereja. Ini mengajarkan dukungan terhadap partisipasi dan kerja sama di antara kelompok masyarakat. Subsidiaritas menekankan pemberdayaan kelompok-kelompok masyarakat. Gereja mendukung tanggung jawab lokal dan partisipasi aktif dalam memecahkan masalah sosial.

Dengan demikian, Gereja Katolik berperan dalam membangun masyarakat yang lebih adil, berkeadilan, dan berdaya saing. Gereja Katolik merupakan salah satu lembaga keagamaan di Indonesia yang mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Ini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman terhadap gatra ideologi.

Paus Fransiskus telah mengajarkan tentang prinsip subsidiaritas sebagai bagian dari ajaran sosial Katolik. Subsidiaritas mengajarkan bahwa keputusan dan tindakan seharusnya diambil seefisien mungkin di tingkat yang paling dekat dengan individu atau kelompok yang terkena dampak. Ini berkontribusi pada ketahanan sosial dan kesejahteraan bersama.

 Dengan inisiatif-inisiatif ini, Gereja Katolik berperan aktif dalam memperkuat ketahanan nasional dan membangun masyarakat yang lebih adil dan berdaya saing.

Referensi:
• Gereja Katolik Dorong Solidaritas Nasional untuk Membantu Pengungsi di Indonesia - Berita Terkait Gereja Katolik (katoliknews.com)
• Apakah Nilai-nilai Ajaran Sosial Gereja? – katolisitas.org
• Peranan Gereja Dan Masyarakat Kristen Dalam Pembangunan - Jurnal Pelita Zaman - Alkitab SABDA
• Paus Fransiskus, Prinsip Subsidiaritas: Jalan Solusi di Tengah Pandemi – KATOLIKANA

Cikarang, 24 Mei 2024

Penulis : Beslon Pandiangan - Tim Kontributor Kolom Katakese

Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa


Post Terkait

Comments