Pace e BeneSaudara-saudariku yang terkasih dalam Yesus Kristus, bertemu lagi dalam Warta Teresa edisi Minggu Paskah VII. Hari ini Gereja merayakan Hari Komunikasi Sedunia yang ke-59.
Dalam Injil hari ini kita mendengar sebuah doa dari Yesus kepada Bapa Nya yang sangat menyentuh. Ini adalah doa syafaat Yesus. Doa yang bukan hanya untuk para murid-Nya saat itu, tetapi juga bagi kita semua yang percaya kepada-Nya melalui pewartaan mereka. Yesus memohon agar semua orang percaya menjadi satu, sebagaimana Dia dan Bapa adalah satu. Yesus tidak hanya menginginkan kesatuan secara lahiriah, tetapi sebuah kesatuan yang mendalam dan sejati, yang berakar dalam kasih ilahi. Yesus menghendaki agar kita mengalami persatuan yang berasal dari cinta dan kemuliaan Allah. Di tengah dunia yang penuh dengan perpecahan, konflik, dan kebencian, doa Yesus menjadi sangat relevan. Ia mengundang kita untuk tidak hidup dalam egoisme, tetapi untuk saling menerima, mengasihi, dan membangun kebersamaan yang mencerminkan kasih Allah. Dalam doa-Nya Yesus juga mengharapkan agar dunia percaya melalui kesatuan kita. Artinya kesaksian Gereja tidak hanya tentang pengajaran dan liturgi tetapi juga cinta yang disebarkan dan ditawarkan yang menyatukan umat beriman dalam satu tubuh Kristus. Kesatuan sejati yang diperlihatkan Gereja akan menarik hati dunia untuk mengenal siapa Kristus yang kita imani. Oleh karena itu kita diajak oleh Yesus untuk selalu memperjuangkan kesatuan. Kesatuan yang bukan berarti sama. Tetapi kesatuan dalam cinta Ilahi yang menjadikan kita sebagai alat dan sarana kasih di tengah keberadaan kita. Di akhir doa-Nya, Yesus mengungkapkan kerinduan agar kita bersama Dia di mana pun Ia berada. Ia ingin agar kita mengalami kemuliaan-Nya dan kasih Bapa yang abadi. Yesus menghendaki agar di mana pun kita berada senantiasa menjaga kesatuan dengan-Nya. Artinya dalam setiap karya dan perjuangan kita sehari-hari kita selalu melibatkan Allah di dalamnya.
Saudara-saudari yang terkasih, kesatuan dalam cinta ilahi dapat kita wujudkan lewat komunikasi. Komunikasi dengan Allah maupun dengan sesama. Komunikasi yang intim dan hangat membawa kita pada sebuah kesatuan yang kita rindukan. Komunikasi yang memberikan pengharapan. Komunikasi yang lemah lembut dan damai. Hal ini selaras dengan tema komunikasi sedunia yang kita rayakan hari ini “Berbagilah dengan lemah lembut harapan yang ada di hatimu”. Melalui tema ini kita diajak untuk mengubah cara komunikasi kita yang agresif menjadi sesuatu yang lebih adem dan damai. Komunikasi yang selama ini penuh tuntutan dan ketakutan menjadi lebih lembut dan membawa harapan.
Kita diajak untuk mengubah cara komunikasi kita yang mungkin saja menimbulkan perpecahan dan konflik karena pemilihan kalimat atau kata-kata menjadi sebuah komunikasi tanpa kekerasan. Komunikasi yang lebih positif. Saudara-saudari kita mungkin bisa bertanya diri: apakah selama ini komunikasiku membawa damai dan harapan? Atau sebaliknya dalam setiap komunikasiku selalu menimbulkan konflik yang akhir-nya menimbulkan permusuhan dan perpecahan. Marilah pada minggu komunikasi sedunia ini kita mengubah cara komunikasi kita yang selama ini negatif menjadi lebih positif. Yang mungkin selama ini kasar dan terkesan keras menjadi lemah lembut. Yang selama ini penuh tuntutan menjadi sebuah harapan dan damai. Marilah kita menjadi duta damai dan harapan dalam setiap komunikasi kita untuk menciptakan kesatuan cinta Ilahi.
Sr. Maria Septa, SFMA