Kolekte dan persembahan dalam liturgi memiliki makna yang mendalam baik dari segi liturgi maupun iman. Dalam konteks liturgi ini, kolekte adalah bagian dari perayaan Ekaristi di mana umat memberikan sumbangan sebagai tanda partisipasi dan dukungan terhadap Gereja dan karya kasihnya (Hertanto, G. 2022). Dalam konteks liturgi, kolekte dan persembahan adalah momen di mana umat beriman mempersembahkan sumbangsih sebagian dari uang mereka mereka selama perayaan Ekaristi. Ini merupakan tindakan simbolis yang menunjukkan partisipasi aktif umat beriman dalam kehidupan Gereja. Kolekte biasanya dilakukan setelah Liturgi Sabda dan sebelum Liturgi Ekaristi, menandakan transisi dari mendengarkan Firman Tuhan ke tindakan nyata kasih dan dukungan dalam hidup menggereja.
Munurut Pedoman Umum Misa Romawi (73), kolekte dan persembahan disebutkan sebagai berikut: “Pada awal Liturgi Ekaristi, bahan persembahan, yang nantinya menjadi Tubuh dan Darah Kristus, dibawa ke altar. Pertama-tama disiapkan altar atau meja Tuhan, yang merupakan pusat seluruh Liturgi Ekaristi. Pada altar ditata Korporale, Purifikatorium, Misale, dan Piala, kecuali kalau piala disiapkan di meja samping. Lalu bahan persembahan dibawa ke altar. Alangkah baiknya kalau umatlah yang membawa Roti dan Anggur, lalu diterima oleh Imam atau Diakon dan diletakkan di atas altar. Meskipun sekarang Roti dan Anggur tidak disediakan sendiri oleh umat seperti pada zaman dulu, namun ritus mengantar persembahan ini tetap mengandung arti dan nilai rohani yang sama. Pada saat ini diterima juga uang atau bahan persembahan lain untuk orang miskin atau untuk Gereja, yang diantar oleh umat beriman atau yang dikumpulkan di dalam Gereja. Semua ini tidak diletakkan di atas altar, melainkan di suatu tempat lain yang pantas.” (Komisi Liturgi KWI, 2013)
Setiap kali kita merayakan ekaristi selalu didalamnya ada liturgi kolekte dan persembahan. Kolekte dan persembahan merupakan bagian tidak terpisahkan dari perayaan ekaristi dimana kolekte dan persembahan merupakan tanda partisipasi dan wujud dukungan terhadap Gereja dan karya pelayanan kasihnya. Dengan memberikan sebagian dari apa yang kita miliki, umat beriman mengungkapkan kasihnya kepada Tuhan dan sesama. Ini adalah cara konkret untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri. Kolekte dan persembahan memiliki peran penting dalam Liturgi Ekaristi. Mereka adalah bagian dari persembahan yang lebih besar yang kita bawa ke altar, bersama dengan roti dan anggur yang akan menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Ini adalah saat di mana kita umat beriman menggabungkan persembahan kita dengan persembahan Kristus di kayu salib, menjadikannya satu persembahan yang kudus dan berkenan kepada Allah.
Solidaritas umat beriman melalui kolekte dan persembahan, umat beriman menunjukkan solidaritas dan kepedualian dengan Gereja dan komunitas. Sumbangan yang diberikan digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan pastoral, pelayanan sosial, dan kemanusiaan. Ini adalah cara untuk memastikan bahwa Gereja dapat terus melayani dan membantu mereka yang membutuhkan. Dukungan untuk karya kasih Kolekte dan Persembahan juga mendukung karya kasih Gereja, seperti membantu orang miskin, mendukung pendidikan, pembangunan Gereja dan menyediakan layanan kesehatan. Dengan memberikan sumbangan, umat beriman berpartisipasi dalam misi Gereja untuk membawa kasih Tuhan kepada dunia. Ini adalah cara untuk menjadi perpanjangan tangan dan kaki Kristus di dunia.
Dalam ekaristi, kolekte dan persembahan menjadi tindakan syukur dan pengakuan bahwa segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Tuhan. Persembahan sebagai tindakan syukur dalam liturgi adalah ungkapan syukur kepada Tuhan atas segala berkat yang telah diberikan. Umat beriman membawa hasil kerja keras mereka ke altar sebagai tanda pengakuan bah- wa segala sesuatu yang mereka miliki berasal dari Tuhan. Ini adalah saat-saat refleksi dan pengakuan penuh syukur bahwa kita hanyalah pengelola dari apa yang Tuhan percayakan kepada kita.
Dari sudut pandang iman Gereja, kolekte dan persembahan merupakan bentuk nyata dari kasih dan solidaritas terhadap sesama, terutama mereka yang membutuhkan. Dengan demikian kolekte dan persembahan tidak hanya mendukung kebutuhan material Gereja, tetapi juga memperkuat ikatan rohani dan iman umat beriman. Sebagai ungkapan iman yang mendalam, umat mempersembahkan sebagian dari apa yang dimiliki sebagai tanda kepercayaan iman dan ketergantungan kepada Tuhan. Pengakuan akan ketergantungan pada Tuhan dengan memberikan kolekte dan persembahan adalah tindakan iman yang menunjukkan bahwa kita percaya Tuhan akan mencukupi segala kebutuhan kita. Ini juga mengingatkan kita untuk tidak terikat pada harta duniawi, tetapi untuk menaruh kepercayaan iman kita pada Tuhan Pencipta yang terus menyediakan segala sesuatu bagi kehidupan kita.
Membangun budaya memberi Kolekte dan Persembahan membantu membangun budaya memberi dan kepedulian dalam Gereja. Dengan terus-menerus mengingatkan umat akan pentingnya memberi, kita umat beriman menciptakan lingkungan di mana kemurahan hati dan kasih menjadi nilainilai yang dijunjung tinggi. Ini adalah cara untuk membentuk karakter dan budaya yang mencerminkan kasih Kristus. Budaya modern pemanfaatan aplikasi berbasis web yang diterapkan pada Gereja Katolik St.Petrus Warembungan menjadi salah satu budaya kasih yang dapat juga membantu transparansi tentang data-data alat Liturgi Ekaristi. Alat-alat liturgi dan laporan kolekte yang tersedia (Lumintang et al., 2021).
Kolekte dan persembahan adalah bentuk nyata dari kasih, kepedulian dan solidaritas umat beriman. Mereka memiliki makna liturgis dan teologis yang mendalam, yang membantu meningkatkan iman dan kesejahteraan umat. Melalui tindakan memberi ini, kita menunjukkan kasih kita kepada Tuhan dan sesama, serta berpartisipasi dalam misi Gereja untuk membawa kasih Tuhan kepada dunia. Gereja yang terus berkembang seiring dinamika kemajuan akan terus mengembangkan pemodelan alokasi kolekte dengan model berbasis digital dengan menerapkan semangat solidaritas Gereja dan pembiayaan operasionalnya, serta sim- panan dana abadi sehingga iman semakin diperkokoh dan diteguhkan melalui aneka bentuk pelayanan (Dianto & Prasetyo, 2022).
Kolekte dan persembahan secara psikologi rohani dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan sosial kita. Dengan berpartisipasi dalam tindakan kasih ini, kita merasa lebih terhubung dengan komunitas dan mengalami sukacita dalam memberi. Persembahan kolekte di Gereja Katolik memiliki makna yang mendalam bagi individu dan komunitas. Tindakan memberi ini dapat meningkatkan rasa keterhubungan dan kebersamaan di antara umat. Ketika seseorang memberikan persembahan, mereka merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, yang dapat meningkatkan rasa identitas dan tujuan hidup. Ini adalah cara untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan sesama umat beriman. Dalam psikologi, dikenal konsep “social support,” yaitu dukungan sosial yang dapat meningkatkan kesejahteraan individu. Dengan berpartisipasi dalam kolekte, umat beriman dapat merasakan dukungan sosial yang kuat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional mereka. Komunitas Gereja, oleh karenanya, melalui kolekte dan persembahan dapat memperkuat komunitas Gereja menjadi lebih kuat dan lebih bersatu. Tindakan memberi ini membantu membangun rasa kebersamaan dan tanggung jawab bersama. Kita umat beriman adalah Satu Tubuh dalam Kristus, yang saling mendukung dan mengasihi satu sama lain. Melalui tindakan memberi, kita belajar tentang kemurahan hati, pengorbanan, dan kepercayaan. Ini adalah pelajaran penting yang membantu kita tumbuh dalam iman dan menjadi lebih serupa dengan Kristus. Dengan demikian, persembahan kolekte dapat menjadi sumber kebahagiaan dan kesejahteraan emosional bagi umat. Ketika seseorang memberikan persembahan, mereka sering kali merasa lebih tenang dan damai. Ini karena tindakan memberi dapat mengalihkan perhatian dari masalah pribadi dan fokus pada membantu orang lain. Dengan demikian, persembahan kolekte dapat menjadi cara untuk mengatasi tekanan dan kecemasan dalam kehidupan seharihari.
Dengan memahami makna dan pentingnya kolekte dan persembahan, kita dapat lebih menghargai dan berpartisipasi dalam tindakan kasih ini. Mari kita terus memberikan dengan hati yang penuh syukur dan iman, percaya bahwa Tuhan akan mencukupi segala kebutuhan kita dan memberkati setiap persembahan yang kita berikan. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi dan memperkuat iman dalam menjalani kehidupan sebagai umat beriman yang penuh kasih dan solidaritas.
Sumber:Hertanto, G., MSC (2022). Makna Kolekte. HIDUP NO.37, 11 September 2022. https://www.hidupkatolik. com/2022/09/18/64386/maknakolekte.php
Komisi Liturgi KWI (2013). Pedoman Umum Misale Romawi, Cetakan ke 3, Ende: Penerbit Nusa Indah Dianto, A. A., & Prasetyo, A. H. (2022).
Pemodelan Alokasi Keuangan Kolekte Minggu Dalam Meningkatkan Kekuatan Keuangan Paroki Di Keuskupan Agung Jakarta. Jurnal Manajemen, 18(2), 171–193. https:// doi.org/10.25170/jm.v2i18.2671
Lumintang, Y. V. R., Rindengan, Y. D. Y., & ... (2021). Web based Application Design for Storage of Eucharistic Liturgical tools in St. Peter’s Catholic Church Warembungan. Jurnal Teknik Informatika, 16(4), 499–506. https://ejournal.unsrat.ac.id/index. php/informatika/article/view/ 34235%0Ahttps://ejournal.unsrat. ac.id/index.php/informatika/ article/download/34235/33758
Penulis : Tasya
Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa