Liturgi - Ritus Pembuka

Liturgi adalah ibadat. Liturgi Katolik terdiri dari dua macam: Liturgi Sabda dan Liturgi Sakramen. Liturgi Sabda mesti mengacu pada Sakramen sebagai kelengkapannya, yang hubungannya agak longgar dalam ibadat itu. Sedangkan Liturgi Sakramental biasanya didahului oleh Liturgi Sabda. Liturgi Katolik adalah perayaan SATU PERISTIWA saja. Namun peristiwa itu hampir selalu mempunyai DUA PIHAK. Pada kesempatan ini saya hanya akan mengulas Liturgi Sakramental Ekaristi bagian Ritus Pembukaan.

Liturgi Ekaristi adalah sumber dan puncak satu perayaan keselamatan hari ini dan di sini dengan dua pihak: Misteri menjadi Wahyu; Allah menyatu dengan Tuhan; Tuhan Allah menyatu dengan Manusia; Bapa menyatu dengan Anak; Firman diperanakkan dan dilahirkan menjadi Daging/Manusia; Sabda dipersatukan dengan Sakremen; Langit/ Surga disekutukan dengan Bumi; Umat Allah diserikatkan dengan Yesus Kristus Tuhan Allah sebagai dasar dari Gereja.

Ritus Pembukaan Ekaristi adalah rangkaian upacara yang dimulai dari Perarakan diiringi lagu pembukaan sampai dengan Doa Pembukaan. Namun tanda yang paling jelas, yang memperlihatkan dua pihak itu mulai berkarya menuju persatuan (Konsekrasi dan Komunio), ialah TANDA SALIB: Demi Nama BAPA dan PUTERA dan ROH KUDUS. Imam sebagai pemimpin ibadat di satu pihak/Surga mengumumkan di Bumi siapa pihak Pengundang dan siapa pihak Yang diundang dalam Perayaan ini. Jelas bahwa Imam sebagai pribadi simbolik dalam pribadi Yesus KristusTuhan Allah adalah pihak pengundang. Sementara imam sebagai pribadinya sendiri dan umat Allah lainnya adalah pihak yang diundang. Dan oleh karena itu sebagai tanda setuju atas undangan itu, umat Allah menjawab. AMIN.

Pihak pengundang selanjutnya memberi tahu dimana TEMPAT DUDUK/ KEDUDUKAN pihak pengundang/I dan pihak yang diundang/II dalam perayaan ini. Kedudukan pihak I ialah MISTERI menjadi WAHYU, ALLAH menjadi TUHAN; TUHAN ALLAH menjadi MANUSIA. Sedangkan kedudukan pihak II ialah anak-anak Allah, umat Allah.

Apakah kedua pihak hanya duduk dan saling menonton/menatapi wajah sampai selesai perayaan? Walaupun ini sangat penting, tapi bukankah ini akhirnya sangat membosankan, teristimewa bagi anak-anak kecil atau orang tua yang berwatak anak kecil dalam Gereja?

Oleh karena itu supaya kedudukan kedua pihak bermartabat dan perayaan menjadi hikmat perlu mempertunjukkan FUNGSI masing-masing. Perlu ada Atraksi. Pihak I mempertunjukkan bahwa Bapa sebagai Pencipta Langit dan Bumi, Putera sebagai penyelamat Bumi dan Langit dan Roh Kudus sebagai pemersatu/Pengudus Bumi dan Langit sudah berkarya dan segera berkarya dalam Ibadat FIRMAN dan Ibadat SAKRAMEN menuju persatuan Konsekrasi dan Komunio, sebagai bagian Inti Ekaristi, menyelamatkan umat Allah. Konsekrasi berarti hari ini dan di sini Allah Tuhan dalam pribadi Bapa bersama/kon Roh Kudus/sakral di dalam pribadi Imam berfirman dan bertindak (lewat tangan Imam) mengubah Roti dan Anggur menjadi seorang MANUSIA Yesus Kristus Tuhan Allah. Inilah Inkarnasi seperti dulu Maria, Ibu Gereja melahirkan Yesus. Yesus sebagai Manusia Pribadi tidak lagi dikandung dalam diri Imam, tetapi dilahirkan dari diri Imam dan kini berbaring di atas altar. Apakah umat Allah melihat Manusia Allah itu? Pada hari ini pula bayi Yesus itu segera bertumbuh menjadi pemuda dewasa yang mengurbankan diri-Nya wafat di  Salib untuk keselamatan umat-Nya. Dia dikuburkan dan bangkit. Apakah umat Allah menyaksikan-Nya? Kalau ya, maka terjadilah Komunio. Komunio (ko-bersama dan unio=satu) berarti pertukaran dua pihak menjadi satu dengan mengakui kesamaan sekaligus perbedaan. Yesus Tuhan dan Allah. Dia Anak Allah. Umat Allah adalah anakanak Allah. Yesus adalah Kristus. Anakanak Allah adalah Kristen, pengikut Kristus. Kristus adalah Fungsi dari Yesus Tuhan Allah.

Mana fungsi umat Allah di Ritus Pembukaan dan Konsekrasi menuju Komunio? Walaupun umat Allah menyetujui undangan, namun dia sadar diri bahwa kerapkali dia bertutur kata dan berperilaku tidak sesuai dengan harapan pihak I. Oleh karena itu dia bertobat dan mohon ampun kepada-Nya. Dia sudah pulih kedudukannya sebagai anak Allah oleh pengampunan Allah dan kini dia siap BERFUNGSI dalam Kata sebagai tanggapan Firman. Dan ini diwujudkan dalam doa permohonan. Permohonan itu dia wujudkan berupa persembahan buah-buah pohon, teristimewa bulir-bulir padi menjadi roti dan buah anggur menjadi air anggur. Buah persembahan ini diterima oleh Imam sebagai pewakilan dari Ibu Gereja yang akan meletakkan roti dan anggur di atas altar dan diubah oleh Imam itu sendiri menjadi Bayi Yesus Kristus Tuhan Allah. Umat Allah sebagai Ibu Gereja dari pihak kedua memberi badannya untuk dilahirkan Yesus Kristus dalam konsekrasi.

Mengapa Ritus Pembuka sangat penting? Karena tanpa Ritus Pembuka, perayaan Ekaristi menjadi sebuah pesta Kanibal masyarakat Nomaden dan semi nomaden di padang gurun seperti dikisahkan dalam Injil Yohanes Bab 6 tentang ROTI HIDUP. Karena undangan berperilaku seperti serigala yang mencabik-cabik TUBUH YESUS. Ekaristi juga bisa menjadi pesta gaya hidup egois hedonis masyarakat Sedenter di Kota-kota seperti diingatkan oleh St Paulus kepada jemaatnya yang datang ke Perjamuan Tuhan dengan membawa makanannya sendiri-sendiri. Ada yang bawa jagung goreng dan ikan bakar, ada yang bawa nasi dengan ikan saos, ada yang bawa burger/spageti dengan daging sate. Ibu-ibu yang membawa jenis makanan yang terakhir inilah yang akan sibuk mencibir mereka yang membawa jenis yang pertama dan dengan demikian menghina Yesus Kristus Tuhan Allah yang duduk dan berkarya di dalam makanan itu.

Penulis : Barnabas SS Ratuwalu - Tim Kontributor Kolom Katakese

Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa


Post Terkait

Comments