Kami Harap Engkau Mengabulkan Permintaan Kami

Pace e Bene

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan. Pada Minggu Biasa XXIX ini penginjil Markus mengajak kita untuk merenungkan perjalanan kehidupan kita. Apa yang sudah kuperbuat sejauh ini? Apa yang sudah kuberikan kepada Tuhan dan sesamaku? Adakah aku memberi diri untuk melayani Tuhan dan sesama?. Mari sejenak kita berdiam diri untuk merenungkan keberadaan kita.

Saudara-saudari yang terkasih, siapa sih yang tidak ingin dihormati, dihargai atau memiliki kedudukan yang terpandang di dalam masyarakat?. Atau siapa sih diantara kita yang tidak ingin dilayani?. Atau siapa diantara kita yang harapannya, keinginannya atau doa-doanya dikabulkan?. Secara manusiawi kita pasti memiliki keinginan untuk di pandang dan dihargai. Kita ingin dilayani dengan baik. Harapan, keinginan dan doa kita dikabulkan. Saya kira tidak ada diantara kita yang ingin mengalami penderitaan, disisihkan, diasingkan atau tidak dianggap. Seperti dalam bacaan Injil hari ini, bagaimana Rasul Yakubus dan Yohanes datang kepada Yesus dan secara khusus minta dengan mengatakan ”Guru kami berharap Engkau mengabulkan suatu permohonan kami” ... “perkenankanlah kami ini duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, seorang disebelah kiri-Mu dan seorang disebelah kanan-Mu.” Sebuah keinginan untuk mengamankan posisi diri di kemudian hari.

Hal ini terjadi karena para murid tahu bahwa Yesus adalah Mesias yang akan membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Romawi. Seperti pandangan kebanyakan orang saat itu, para murid beranggapan bahwasanya Yesus yang akan menjadi penguasa atau pemimpin bangsa, maka tidak heran kalau Yakobus dan Yohanes meminta kedudukan istimewa. Yaitu dapat duduk di sebelah kiri dan kanannya agar dapat merasakan kemuliaan bersama Yesus. Para murid berhenti hanya sampai pada kekaguman akan kemuliaan dan kehebatan Yesus. Mereka belum menyadari bahwa kemesiasan Yesus berbeda dengan pandangan bangsa Israel pada umum  nya. Dan hal ini menimbulkan kemarahan diantara murid lainnya.

Yesus merupakan juru selamat manusia. Ia adalah guru dan pemimpin rohani. Maka kepemimpinan yang diteladankan oleh Yesus pun berbeda. Yesus mengatakan kepada para murid-murid-Nya “kamu tahu bahwa orang-orang yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras.” Yesus menggambarkan bagaimana sikap para pemimpin duniawi yang terjadi saat itu. Karena Yesus adalah pemimpin Rohani maka Ia mengajarkan gaya kepemimpinan yang terbalik dengan kepemimpinan duniawi. Yesus mengajarkan kepemimpinan atas dasar cinta kasih bukan kekuasaan. Kelemah lembutan bukan kekerasan. Tulus bukan pamrih. Melayani dan bukan dilayani. Seorang pemimpin adalah hamba bagi semua orang karena untuk melayani dan bahkan mengurbankan hidupnya.

Saudara-saudari yang terkasih pada minggu biasa XXIX ini Gereja juga merayakan hari raya Misi. Kita dipanggil untuk menjadi misionaris-misionaris di zaman ini. Pembawa kabar sukacita bagi siapa saja. Bukan sekedar pembawa kabar sukacita tetapi juga menjadi sukacita bagi siapa saja. Yesus mengatakan bahwa setiap orang yang hendak menjadi besar harus menjadi hamba. Hamba yang berkualitas. Hamba cinta kasih. Hamba kerendahan hari. Sama seperti Yesus yang hadir untuk melayani maka kita pun di ajak untuk menjadi pelayan Tuhan. Pelayan cinta kasih.

Saudara-saudari yang diberkati Tuhan, marilah kita sebagai murid-murid Yesus meneladani sikap dan teladan-Nya. marilah kita turut mengambil bagian dalam Tri tugas Kristus yaitu menjadi nabi (pewarta kabar sukacita dan keselamatan). Imam (menguduskan, karena hakekat panggilan kita adalah menuju pada kekudusan), dan sebagai raja (menjalankan tugas pengabdian dan pelayanan). Semoga semakin banyak orang mengalami kasih Tuhan karena kehadiran dan pelayanan kita. Dan percayalah segala harapan dan permohonan kita akan di dengarkan oleh Allah, namun pertama-tama kita harus siap menjadi sahabat dan sarana cinta kasih-Nya. Tuhan memberkati. Amin.

Penulis : Sr. Maria Septa, SFMA

Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa


Post Terkait

Comments