Bukan Apa yang Masuk ke dalam Mulut yang Menajiskan Orang, Melainkan Apa yang Keluar dari Mulut, Itulah yang Menajiskan Orang - Bagian 2

6. HUKUM TAURAT
Tradisi dan hukum yang berkaitan dengan kebersihan ritual dalam konteks Matius 15 berlaku untuk semua orang Yahudi, bukan hanya para imam dan Farisi

6-1. Hukum Taurat dan Ritual Kebersihan
• Dalam tradisi Yahudi, hukum-hukum yang berkaitan dengan kebersihan ritual diatur dalam Taurat, khususnya dalam kitab Imamat dan Ulangan. Hukum-hukum ini mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan, serta praktikpraktik kebersihan yang harus diikuti oleh semua orang Yahudi.
• Misalnya, ada peraturan tentang makanan yang dianggap najis dan cara membersihkan diri setelah kontak dengan benda atau situasi yang dianggap tidak bersih. Ini adalah bagian dari identitas dan praktik keagamaan orang Yahudi.

6-2. Peran Para Imam dan Farisi
• Para imam memiliki tanggung jawab khusus dalam menjalankan ritual keagamaan dan menjaga kesucian tempat ibadah. Mereka diharapkan untuk mematuhi hukum-hukum ini dengan ketat karena peran mereka sebagai pemimpin spiritual.
• Farisi, sebagai kelompok yang sangat memperhatikan hukum dan tradisi, juga berusaha untuk hidup sesuai dengan peraturan-peraturan ini dan sering kali menjadi contoh bagi orang lain dalam hal kepatuhan terhadap hukum.

6-3. Kepatuhan Seluruh Masyarakat
• Masyarakat Yahudi secara umum 
diharapkan untuk mengikuti hukum-hukum ini sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini mencakup praktikpraktik seperti mencuci tangan sebelum makan, mengikuti aturan tentang makanan yang bersih, dan menjaga kesucian dalam berbagai aspek kehidupan.
• Dengan demikian, saat Yesus berbicara tentang kebersihan ritual dalam Matius 15, Dia merujuk pada pemahaman yang lebih luas yang melibatkan seluruh komunitas Yahudi, bukan hanya para pemimpin agama.

6-4. Yesus dan Penafsiran Hukum
• Dalam konteks Matius 15, Yesus menantang pemahaman tradisional tentang hukum dan kebersihan. Dia menunjukkan bahwa fokus pada ritual luar tidak cukup jika hati dan niat seseorang tidak bersih. Ini adalah inti dari ajaran-Nya, yang mengajak orang untuk melihat lebih dalam daripada sekadar mengikuti peraturan.
• Dengan demikian, Yesus mengarahkan perhatian kepada pentingnya kondisi hati dan integritas moral, yang lebih penting daripada kepatuhan pada tradisi luar.

7. PENJELASAN YESUS
Matius 15:11 dan Matius 15:17-20 saling melengkapi dalam menyampaikan pesan bahwa kesucian tidak ditentukan oleh apa yang dimakan atau ritual luar, tetapi oleh keadaan hati dan niat seseorang. Yesus mengajak kita untuk merenungkan apa yang keluar dari hati kita, karena itulah yang mencerminkan siapa kita sebenarnya di hadapan Allah

7-1. Matius 15:11
"Pernyataan ini menekankan bahwa hal-hal yang bersifat fisik, seperti makanan, tidak dapat menajiskan seseorang secara spiritual. Sebaliknya, apa yang diucapkan atau berasal dari hati seseorang adalah yang dapat menajiskan mereka.

7- 2. Matius 15:17-20
Dalam Matius 15:17-20, Yesus melanjutkan penjelasannya dengan berkata:
• 17 "Apakah kamu tidak mengerti, bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut, masuk ke dalam perut dan kemudian dibuang di tempat sampah?"
• 18 "Tetapi apa yang keluar dari mulut, berasal dari hati, dan itulah yang menajiskan orang." 
• 19 "Sebab dari hati lah berasal segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, saksi dusta, dan penghujatan."
• 20 "Itulah yang menajiskan orang; tetapi makan dengan tangan yang tidak dicuci, tidak menajiskan orang."

7-3. Hubungan Antara 7-1 dengan 7-2
• Inti Ajaran: Kedua duanya bersama-sama menekankan bahwa kesucian sejati tidak ditentukan oleh ritual luar atau kepatuhan pada hukum makanan, tetapi oleh keadaan hati dan niat seseorang. Yesus mengajak orang untuk melihat lebih dalam dan memahami bahwa tindakan dan kata-kata yang keluar dari hati adalah yang mencerminkan karakter sejati seseorang.
• Penjelasan Lebih Lanjut: Matius 15:17-20 memberikan penjelasan lebih lanjut tentang apa yang dimaksud dengan "apa yang keluar dari mulut." Yesus menjelaskan bahwa dari hati lah muncul segala pikiran dan tindakan jahat, yang benar-benar menajiskan seseorang. Ini menunjukkan bahwa masalah utama adalah kondisi hati, bukan sekadar kepatuhan pada hukum luar.
• Tantangan Terhadap Tradisi: Dengan mengajarkan hal ini, Yesus menantang pemahaman tradisional yang mengutamakan ritual kebersihan dan hukum makanan. Dia menekankan bahwa hubungan dengan Allah dan kesucian sejati tidak dapat diukur hanya dengan mengikuti aturanaturan luar.

8. DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN ROHANI DAN JASMANI
Matius 15:11 mengingatkan kita bahwa kesehatan kita dan orang lain tidak hanya ditentukan oleh apa yang kita makan, tetapi juga oleh kata-kata dan sikap perilaku kita terhadap diri sendiri dan orang lain. Menjaga kesehatan rohani dan jasmani adalah hal yang saling terkait dan penting untuk kesejahteraan bersama secara keseluruhan.

8-1. Kesehatan Rohani:
• Perkataan dan Sikap: Kesehatan rohani kita dipengaruhi oleh apa yang kita katakan dan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Kata-kata yang penuh kasih, pengertian, dan dukungan dapat membangun hubungan yang sehat dan positif. Sebaliknya, kata-kata yang menyakitkan atau merendahkan dapat merusak hubungan dan menyebabkan stres emosional.
• Refleksi Hati: Apa yang keluar dari mulut atau tangan kita seringkali mencerminkan keadaan hati kita. Jika hati kita penuh dengan cinta dan kebaikan, kata-kata yang keluar dari mulut atau tindakan tangan kita akan mencerminkan hal itu. Oleh karena itu, menjaga hati kita tetap bersih dari kebencian dan iri sangat penting untuk kesehatan rohani.

8-2. Kesehatan Jasmani:
• Stres dan Kesehatan: Ketika kita berbicara atau bertindak dengan cara yang negatif atau menyaki ti orang lain, hal ini dapat menyebabkan stres, yang berdampak pada kesehatan fisik kita dan orang lain. Stres berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung, dan gangguan pencernaan.

• Makanan dan Kesehatan Mental: Meskipun ayat ini tidak secara langsung berbicara tentang makanan, penting untuk diingat bahwa pola makan yang sehat juga berkontribusi pada kesehatan mental kita. Makanan yang bergizi dapat meningkatkan suasana hati dan energi, sementara makanan yang tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional kita.

9.KAITAN DENGAN KESEHATAN MASYARAKAT
9-1. Perkataan dan Dampaknya:
• Kata-kata yang kita ucapkan dapat membangun atau merusak. Dalam konteks masyarakat, jika individu berbicara dengan kebencian, diskriminasi, atau permusuhan, hal ini dapat menciptakan suasana yang tidak sehat dan memecah belah komunitas.
• Sebaliknya, kata-kata yang positif dan mendukung dapat memperkuat hubungan antarindividu dan menciptakan rasa saling percaya.

9-2. Kesehatan Mental dan Emosional:
• Komunikasi yang baik dalam masyarakat dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental. Misalnya, masyarakat yang saling mendukung dan berkomunikasi dengan baik dapat mengurangi tingkat kecemasan dan depresi di antara anggotanya.
• Dalam situasi krisis, seperti bencana alam atau pandemi, komunikasi yang positif dan dukungan sosial sangat penting untuk menjaga kesehatan mental masyarakat.

9-3. Pendidikan dan Kesadaran:
• Masyarakat yang memiliki kesadaran akan pentingnya komunikasi yang baik akan lebih mampu menangani masalah sosial. Pendidikan tentang cara berkomunikasi yang efektif dan empatik dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
• Misalnya, program-program yang mengajarkan keterampilan komunikasi dan resolusi konflik dapat membantu mengurangi ketegangan dalam masyarakat.

10. KESIMPULAN
Matius 15:11 mengajarkan kita bahwa yang lebih penting daripada makanan atau asupan yang kita konsumsi adalah kata-kata dan sikap serta tindakan atau perilakiu yang kita tunjukkan kepada orang lain.

10-1.Dari perspektif biblis Kita diajak untuk memperhatikan kondisi hati kita.

10-2 Secara psikologis
Kata-kata, sikap dan perilaku kita memiliki kekuatan untuk mempengaruhi kesehatan mental dan emosional kita dan orang lain.

10-3 Dan secara fisiologis
Stres yang dihasilkan dari komunikasi yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik kita muapun orang lain . Oleh karena itu, penting untuk menjaga hati dan pikiran, tidakan dan perilaku kita, serta berbicara dengan cara yang membangun dan positif.

10-4. Dampaknya pada kesehatan masyarakat
Kesehatan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik, tetapi juga oleh kualitas interaksi sosial dan komunikasi antar individu. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kata-kata dan tindakan serta perilaku kita agar dapat berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan

10-5 Ajaran Gereja
10-5-1 KGK 1794. Hati nurani yang baik dan murni diterangi oleh iman yang benar, karena cinta kasih Kristen timbul sekaligus "dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan iman yang tulus ikhlas" (l Tim 1:5) Bdk. I Tim 3:9; 2 Tim 1:3; 1 Ptr3:21, Kis 24:16.

10-5-2 Oleh karena itu, semakin besar pengaruh hati nurani yang cermat, semakin jauh puIa pribadi-pribadi maupun kelompokkelompok menghindar dari kemauan yang membabi-buta, dan semakin mereka berusaha untuk mematuhi norma-norma kesusilaan yang obyektif" (GS16). Trimakasih. Semoga bermanfaat.

Salam sehat penuh kasih.

Penulis : Aloysius Haryanto - Tim Kontributor Kolom Katakese

Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa


Post Terkait

Comments