Sungguh suatu anugerah yang luar biasa dan patut kita mengucap syukur karena Indonesia termasuk dalam rangkain kunjungan apostolik Bapa Paus Fransiskus ke Asia Tenggara. Euforia masyarakat Indonesia pada umumnya dan terkhusus umat Katolik sangat tampak jelas, luapan kegembiraan meriah dimana-mana dalam menyambut kedatangan Bapa Paus Fransiskus. Bagi kita yang mengikuti perjalanan Bapa Paus Fransiskus selama di Indonesia melalui siaran televisi maupun media sosial sungguh merasa terberkati, apa lagi bagi mereka yang mengalami perjumpaan langsung dengan Bapa Paus Fransiskus.
Ada yang menyentak di hati dan merasakan suatu sukacita saat melihat momen-momen dimana Bapa Paus Fransiskus meminta pengendara mobil untuk menghentikan mobilnya, sedikit menepi, lalu memanggil ibu dan anak ataupun ibu yang sedang hamil untuk memberkatinya. Tidak hanya itu, saat menerima rangkaian buket bunga Bhineka Tunggal Ika, menyaksikan bagaimana pandangan teduh, ramah, penuh senyum kepada dua anak itu, menunjukkan betapa Bapa Paus Fransiskus mencintai anak-anak. Demikian juga di beberapa kegiatan lain Bapa Paus Fransiskus hingga di acara misa akbar di Gelora Bung Karno, dimana ada perjumpaan dengan anak anak, kita menyaksikan Bapa Paus Fransiskus mengecup dengan penuh kasih, dengan hangat memeluk anak-anak serta memberkati anak-anak tersebut Kedekatan Bapa Paus Fransiskus dengan anak-anak sungguh nyata kita rasakan dan itu adalah keunikan dari Bapa Paus Fransiskus, betapa beliau sangat mencintai dan menyayangi anakanak. ”Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah”, yang ada dalam Markus 10:14, seolah Paus Fransiskus menghayati perkataan Yesus dan mewujudkan dalam kesehariannya. Anak-anak menjadi wujud nyata kehadiran Allah dalam karyaNya.
“Biar anak-anak, datang kepada-Ku.” Itu sabda Yesus, Dia memanggilku. Kini aku datang siap mendengar-Nya, Kini aku datang, Yesus memanggilku. “Biar anak-anak, datang kepada-Ku.” Itu sabda Yesus, Dia me- manggilku. Dalam kesukaran susah tak terhibur, pada-Nya kudatang, Yesus memanggil- ku.
Sepenggal lirik lagu yang tidak asing bagi kita, adalah sabda Yesus sendiri untuk meminta kepada para muridNya supaya tidak mengusir anak-anak yang hendak datang pada-Nya. Mengutip homili Bapa Paus Fransiskus di misa akbar kemarin bahwa perjumpaan kita dengan Yesus mengundang kita untuk menghidupi dua sikap mendasar yang memampukan kita menjadi murid-murid-Nya, yaitu mendengarkan sabda dan menghidupi sabda. Melalui tindakan nyata Bapa Paus Fransiskus yang kita lihat betapa beliau mencintai, menyayangi sampai sudi mendekat, memangku, mencium, memeluk dan memberkati anak-anak yang datang kepadanya, kita diajak untuk menghidupi sabda-Nya dengan memberikan perhatian yang lebih ke anak-anak di dekat kita, mengasihi tidak sekedar mengasihi, memberikan waktu kita untuk anak-anak, turut duduk bersama anak-anak: bercerita, bermain, belajar dan mau mendengarkan mereka. Tak lupa mengajak anak-anak datang kepada-Nya, ber- doa bersama, terlibat bersama dalam komunitas di gereja, mengajarkan ke anak-anak untuk mau menceritakan kesulitan yang dialami kepada Yesus, dan mengajak anak untuk selalu meminta pertolongan Yesus, DIA tahu kesulitan yang dihadapi anak-anak dan Yesus ada bersama anak-anak.
Liputan : Maria Ari Santa Agnes
Foto : Dokumentasi pribadi Warta Teresa