Allah Orang Hidup

Salam Teresa !!

Ibu/Bapak, saudari-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus, kita bersua kembali dalam renungan di Warta Teresa yang kita cintai ini. Tak terasa kita sudah memasuki bulan November yang identik dengan sebutan “Bulan Arwah/Orang Meninggal” serta tepat tanggal 10 November ini kita memperingati Hari Pahlawan, para pejuang Bangsa Indonesia yang telah gugur menyerahkan jiwa dan raganya demi Kemerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia. Mari kita semua berterima kasih dan berdoa kepada para pahlawan atas perjuangannya dan semoga semangat mereka menginspirasi hidup kita yang masih berjuang di dunia ini.

Nah, kalau kita bicara tentang orang meninggal, kita diingatkan bahwa kita pun pasti nanti juga akan meninggal. Tapi tidak semua orang siap untuk menghadapi kematian itu karena berbagai alasan, misalnya masih punya tanggungjawab atau masih ingin menikmati hidup di dunia ini.

Saudari-saudara, sabda Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa Allah yang kita imani adalah Allah untuk orang hidup, baik untuk kehidupan kita di dunia sekarang ini, maupun kehidupan kita setelah kematian. Kematian hanyalah jembatan yang menghubungkan antara kehidupan kita yang fana dengan kehidupan kekal yang telah dijanjikan oleh Allah.

Setiap kali kita mengucapkan syahadat rasul (syahadat iman), kita diingatkan akan adanya kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Kebangkitan badan terjadi pada akhir zaman, yakni saat dibangkitkannya badan yang telah terurai dan badan bersatu kembali dengan jiwanya. Maka setiap pribadi akan mengalami persatuan jiwa dan badan dan akan masuk ke dalam kehidupan kekal.

Pada hari ini, kita kembali disadarkan bahwa hidup ini sungguh berharga karena Allah sendiri yang mencipta dan menjaganya. Kita yang mendapat anugerah hidup secara cuma-cuma ini, hendaknya terus membela dan merawat kehidupan dengan baik. Kita menolak dan tidak melakukan berbagai bentuk perendahan martabat hidup, seperti aborsi, hukuman mati, penyiksaan fisik, merusak diri dengan obat-obatan terlarang dan minuman keras, serta mencemari hidup kita dengan berbagai dosa.

Saudari-saudara terkasih, hidup kita ini bukan milik kita, tetapi milik Tuhan, maka sudah sepantasnya kita mengisi hidup kita ini dengan hal-hal yang baik dan bertanggungjawab. Hidup kita ini sebagai persembahan yang terbaik untuk Tuhan kita

Penulis : Rm Antara, Pr

Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa


Post Terkait

Comments