Ziarek Lingkungan Bonaventura - Gua Maria Kerep Ambarawa

Libur tengah tahun sudah tiba. Hmm, daripada di rumah terus, enaknya ngapain ya? Aha, ziarek lingkungan. Sebagai umat Katolik, tentu kita meninggikan nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan dalam hidup berkomunitas dan bersaudara. Oleh karena itu, Lingkungan Bonaventura mencoba untuk mencerminkan nilainilai tersebut dalam prokaritas, atau program karya prioritas lingkungan kami. Antara lain, salah satu target yang kami ingin capai adalah terlaksananya ziarek, atau ziarah dan rekreasi tiap tahunnya. Ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membangun iman bersama dalam semangat berkomunal. Maka dari itu, kami memilih waktu libur tengah tahun ini untuk melaksanakannya.

Kali ini, kami memilih destinasi yang cukup jauh, yaitu di Ambarawa, Jawa Tengah. Maka, perjalanan kami harus dimulai pagi-pagi buta jam 5.00 pada Sabtu, 6 Juli. Kami memulai hari itu dengan tidur di bus kinclong yang masih sangat baru. Setelah beberapa perhentian di rest area, kami dihibur oleh games tebak lagu oleh Miss Yustin selama sisa perjalanan. 

Pada siang hari, sampailah kami di Ambarawa! Kami dijamu di rumah orang tua Bu Woro (salah satu umat Bonaventura yang berasal dari Ambarawa) untuk makan siang bersama. Walaupun hawa dingin, suasana tetap hangat dengan percakapan dan canda tawa bersama.

Kami pun melanjutkan perjalanan kami ke destinasi selanjutnya, yaitu Gua Maria Kerep. Langit mulai gelap menjelang kami memulai ibadah jalan salib. Baru saja pemberhentian pertama, hujan pun turun, dari gerimis hingga deras. Kami pun berlindung di bawah payung sambil merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus. Sungguh sebuah pengalaman indah dan sekaligus berkat untuk dapat menjalankan prosesi Jalan Salib bersama saudara seiman di dalam guyuran hujan deras. Malam itu, kami mengadakan misa di rumah salah satu pengurus lingkungan kami, Bu Anna. Lagi-lagi, Bu Anna merupakan umat kedua Bonaventura yang berasal dari Ambarawa. Misa ini dipimpin oleh Romo Dr. Yohanes Berchmans P. MSF., yang walau baru kami kenal, beliau dapat membawa suasana hangat dengan pembicaraannya. Pada homili, Romo membawa cerita tentang pengalaman rekreasinya pada masa lampau, dimana ia pergi rafting atau arung jeram. Ia diberitahu prosedur saat melewati air terjun, dimana seluruh penumpang harus memegang sekoci dengan erat dan jikalau sekoci terbalik, para penumpang harus segera menaiki sekoci, dan memastikan sekitarnya agar tidak ada penumpang yang tertinggal.

Cerita ini dikatikan dengan kehidupan berkomunitas. Saat menghadapi permasalahan, kita harus bersandar kepada sekoci kita, yaitu komunitas kita; keluarga maupun lingkungan. Kita juga harus memastikan agar tidak ada anggota lain yang tertinggal. Ini menjadi pesan yang sangat mengesankan untuk kami, terutama untuk salah satu umat kami yang baru dibaptis secara Katolik.

Setelah misa dan makan malam, kami pun lelah. Namun ternyata, ada agenda lain yang belum kita penuhi. Kami dikumpulkan kembali ke ruang misa, dimana Miss Yustin lagi-lagi memimpin acara games!

Mata kami terbangunkan oleh berbagai games seru yang diadakan Miss Yustin. Pertama, kami menonton para anak-anak BIA, yang diberi games simpel seperti mengoper gelas kertas dengan penjepit jemuran, dan juga menebak urutan warna bola dalam kardus.

Lalu, akhirnya giliran para dewasa yang berpartisipasi dalam games. Aktivitas kami tentu tidak kalah seru dibandingkan dengan BIA, karena kami diberi challenge tebak gaya yang amat sulit. Dimululai dari ronde satu yang bertopik "kebiasaan wanita" seperti "menyapu" dan "melamun", sampai topik rumit "kebiasaan orang Katolik" yang sulit diperagakan, seperti "doa Salam Maria" dan "doa Bapa Kami". Kami pun tertawa terbahak-bahak karena gaya isyarat yang semakin ngawur seiring perjalanan games. Para pemenang pun mendapatkan berbagai macam hadiah, dan kami pun meninggalkan rumah Bu Anna dengan hati yang gembira.

Keesokan harinya pada tanggal 7 Juli, kami mengunjungi lagi Gua Maria Kerep, dan akhirnya kami bisa berfoto bersama dengan cuaca yang cerah. Kami pun kembali ke bis untuk memulai perjalanan ke destinasi rekreasi berikutnya.

Saat mencapai titik tertentu, perjalanan kami terhenti karena bis tidak bisa melewati jalan kecil. Kami pun melanjutkan perjalanan dengan shuttle bus dalam kelompok-kelompok kecil. Akhirnya, kami pun sampai ke tujuan terakhir kita, yaitu Taman Bunga Celosia!

Setelah antrian yang cukup panjang, kami disambut oleh bunga-bunga cantik dan cuaca yang sejuk. Setelah sesi foto keluarga dan foto bersama, kami pun dibebaskan untuk menjelajahi Celosia. Kami dapat mengunjungi  berbagai wahana, salah satunya adalah perosotan ban panjang dan dalam yang populer. Namun sayangnya, antrian untuk wahana di Celosia cukup panjang. Andai satu taman bunga disewa khusus untuk lingkungan Bona ya. Hehe..

Sayangnya, pada siang menjelang sore, hujan mulai turun. Tepat pada jadwal kami pulang, kami keluar dari Celosia dengan shuttle bus lagi menuju bus. Kami pun memulai perjalanan pulang kami. Sebelum tiba di Cikarang, rombongan kami mampir dulu di rest area heritage KM 260 Banjaratma untuk makan malam bersama dan sekedar berfoto di rest area tersebut yang dulunya adalah gedung pabrik gula di era penjajahan Belanda. Sebuah pengalaman mengesankan.

Ziarek kali ini menjadi pengalaman yang berkesan bagi Lingkungan Bonaventura. Setelah jeda lebih dari satu tahun dari Ziarek terakhir, akhirnya tahun ini kami dapat menyempatkan waktu untuk "quality time", dimana kami bisa membangun kesaudaraan dengan sesama anggota keluarga rohani kami, Lingkungan Bonaventura.

Ah, ziarek tahun ini sudah berlalu. Agak sedih, ya. Eits, tapi tentunya ini bukan event terakhir Bonaventura. Akan direncanakan banyak lagi acara mengesankan kedepannya untuk membuat kenangan bersama, termasuk Pesta Nama Pelindung Lingkungan atau PNPL Bonaventura yang akan diadakan Agustus besok. Jangan lupa stay tuned untuk keseruan Bona lain waktu!

Liputan dan Foto : Laras


Post Terkait

Comments