Tugas untuk Meneruskan Kasih Tuhan Pelantikan Prodiakon

Waktu baru menunjukkan pukul tiga sore. Namun hari itu, Sabtu 11 November 2023, di sekolah Trinitas sudah tampak kesibukan para pengurus Paguyuban Prodiakon Paroki Cikarang. Bapak Marcel, Ibu Herlina, Bapak Aprianto, Ibu Ima, dan Ibu Yuliana. Mereka adalah para pengurus inti Paguyuban Prodiakon Paroki Cikarang.

Sebanyak 35 orang prodiakon dan prodiakones yang baru, akan dilantik oleh Romo Paroki dalam misa Sabtu sore itu. Sungguh momen yang menggembirakan bagi kita semua umat Paroki Cikarang. Betapa tidak, selama ini cukup sulit untuk mendapatkan umat yang bersedia melayani gereja sebagai prodiakon/nes, sementara para prodiakon yang sudah lama melayani akan segera purna layan. Namun berkat kerja keras Bidang Peribadatan, yang tentu saja dibantu oleh semua pihak, akhirnya cukup banyak umat yang tergerak hati untuk terlibat dalam pelayanan ini.

Acara pelantikan pun berjalan dengan sangat lancar dan hikmat. Setelah berkat dari Romo, para prodiakon dan prodiakones baru menerima sambutan meriah dari seluruh umat yang hadir.  Kemudian acara dilanjutkan dengan ramah tamah bersama Romo Kepala Paroki dan seluruh pengurus Paguyuban Prodiakon.

Dalam sambutannya, Romo Antara menyampaikan bagaimana proses perekrutan para calon prodiakon/nes yang sering kali tidak mudah. Hal ini disebabkan banyak di antara calon prodiakon tersebut merasa belum bisa, tidak layak, atau pun takut melakukan kesalahan. Namun Romo meyakinkan, bahwa tidak perlu takut salah karena semuanya memang harus melalui proses. Melalui kesalahan kita justru  belajar untuk memahami yang benar.

Sebagai ketua Paguyuban Prodiakon, Bapak Marcelinus Haryanto atau yang biasa disapa sebagai Pak Marcel menyampaikan, agar jangan memandang tugas prodiakon sebagai "sekedar tugas", namun hendaklah dilakukan dengan penuh kasih. Kasih itulah yang akan menggerakkan semangat kita, bahkan juga kreatifitas kita dalam pelayanan. Dengan demikian kita menyampaikan dengan baik kasih Tuhan sendiri yang hendak menyentuh mereka yang terpinggirkan, entah karena kondisi sakit, atau keterbatasan karena usia lanjut. Kasih Tuhanlah sesungguhnya yang kita teruskan kepada sesama kita melalui pelayanan sebagai prodiakon ini.

Tak ketinggalan, walaupun dalam kesibukan pelayanan yang luar biasa, Dewan Paroki Pendamping Bidang Peribadatan, yang akrab dipanggil Mas Ateng, menyampaikan sambutan kepada para prodiakon baru, serta mengharapkan agar seluruh seksi/sub seksi dalam bidang Peribadatan dapat saling bersinergi dalam melaksanakan tugas pelayanan yang sangat banyak di Paroki kita.

Ada hal menarik dalam acara ramah tamah ini, ketika dua prodiakon baru menceritakan proses bagaimana akhirnya mereka memutuskan untuk menerima tawaran Pak Ateng dan juga dari Romo Paroki.

Pak Bone dari Sektor Deltamas-Lembah Hijau menuturkan bahwa baginya menjawab panggilan ini seolah seperti ketika Bunda Maria menerima kabar sukacita dari malaikat Gabriel dan menanggapinya dengan menjawab "Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu". Se dangkan Ibu Ida menceritakan masa lalunya yang sempat menjadi novis di Nusa Tenggara namun akhirnya mengundurkan diri. Dalam pergumulannya, ia sempat bertanya kepada diri sendiri, kepada Tuhan, dan juga kepada pastor pembimbing rohaninya ketika menjadi novis calon suster dulu. Panggilan kali ini seolah membuka "kesempatan kedua" untuk melayani Tuhan dan sesama dengan lebih sungguh.

Cerita mereka berdua mungkin mewakili cerita kebanyakan prodiakon/nes yang lain pada umumnya. Memang kita datang mempersembahkan diri kita untuk terlibat dalam pelayanan, bukanlah karena kita layak, melainkan karena Tuhan menghendaki kita menjadi perpanjangan tangan kasih-Nya yang Agung untuk menjangkau semua orang dan seluruh ciptaan.

"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN, dan siapakah yang boleh berdiri di tempat kudus-Nya? Hanya orang yang hatinya tulus, yang hidup menurut kebenaran dan yang berkata jujur dalam hatinya.” (Mazmur 24:3-4)

Liputan dan Foto : Johanes Wahyudi Novianto


Post Terkait

Comments