Di tanah Papua, undangan yang paling ditunggu-tunggu adalah pesta bakar batu atau biasa disebut dengan “barapen”. Yang dibakar ini biasanya adalah babi, kadang juga bisa ayam. Setiap kali ada undangan bakar batu, masyarakat Allah dari segala penjuru kampung datang untuk merayakan undangan pesta itu. Menariknya lagi, orang yang diundang maupun tidak diundang pasti akan datang dengan senang hati karena menunggu bagian potongan daging babi dan sayur-sayuran daun paku yang telah dibakar dengan batu.
Yesus memberikan perumpamaan tentang Kerajaan Surga hari ini dengan perumpamaan seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu, tetapi mereka tidak mau datang.
Semua hidangan telah tersedia, tetapi para undangan tidak datang karena kesibukannya masing-masing. Perumpamaan ini sedikit mirip dengan pesta bakar batu atau barapen di tanah Papua, hanya bedanya kalau bakar batu atau “barapen” banyak orang berbondong-bondong datang.
Pesta bakar batu atau pesta perjamuan nikah ini mempunyai kesamaan sebagai perayaan syukur. Bacaan pertama mengisahkan pula di Gunung Sion Tuhan semesta alam menghidangkan jamuan bagi segala bangsa. Tuhan Allah akan meniadakan maut dan menghapuskan air mata dari wajah semua orang. Inilah yang dinanti-nantikan bahwa di balik perayaan syukur ada kisah keselamatan yang dinanti-nantikan umat Allah.
Dalam hidup ini, kita sudah selayaknya bersyukur atas berbagai anugerah keselamatan dan berkat yang kita terima sebagai manusia yang dikasihi Allah. Antusias manusia untuk mencintai dan merasakan Kerajaan Surga seringkali menjadi berkurang ketika apa yang diharapkan oleh manusia tidak terjadi dalam hidup ini. Oleh karena itu, Kerajaan Surga seringkali diidentikkan dengan sesuatu yang nampak saja, seperti hidangan, makanan, dan sebagainya.
Kerajaan Surga sejatinya adalah sebuah undangan istimewa dari Allah bagi manusia untuk besyukur dan berbuah, bukan hanya untuk menikmati. Kenikmatan seringkali jatuh pada sesuatu yang bisa ditangkap oleh panca inderawi saja. Sedangkan, undangan syukur selalu memberikan damai sejahtera dan penyertaan sejati dari Allah bagi manusia. Masalah yang sering dihadapi dalam hidup ini, entah perkawinan, keluarga, pekerjaan, sekolah, seringkali juga bersumber pada sesuatu yang kelihatan kasat mata.
Tuhan Yesus mengajak kita semua hari ini untuk “membaca” setiap peristiwa dan pengalaman dalam hidup kita sebagai undangan dari Allah untuk bersyukur. Hidup ini kalau dipenuhi dengan rasa syukur akan semakin berbuah banyak dalam kebersamaan dengan sesama. Namun sebaliknya, hidup yang dipenuhi dengan rasa marah, takut, cemas, dan pesimis akan semakin “mengaburkan” makna Kerajaan Surga dalam hidup kita. Kerajaan Surga telah hadir secara nyata dalam hidup kita, sudahkah kita menyambut undangan Allah dengan rasa penuh sukacita dan syukur? Tuhan memberkati kita. Amin
Penulis : P. Joseph Biondi Mattovano, Pr. - Bomomani, 9 Oktober 2023
Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa