Seorang ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak. Seorang perempuan dapat dianggap sebagai ibu ketika ia telah melahirkan anak, merawat, dan membesarkan seorang anak, baik anak kandungnya maupun bukan anak kandungnya, atau dengan menyediakan rahimnya untuk pembuahan dalam kasus kehamilan pengganti. Ibu memiliki peran yang sangat penting bagi anak dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua kandung dari seseorang yang mengisi peranan ini. Ibu kandung atau ibu biologis merujuk pada penyumbang genetik perempuan pada janin melalui hubungan seksual atau donasi sel telur. Perannya ini membuatnya memiliki hubungan biologis dengan seorang anak yang ia lahirkan, juga membuatnya memiliki tanggung jawab hukum, salah satunya berupa dukungan keuangan. Ibu angkat merujuk pada seorang perempuan yang menempuh proses hukum, yaitu pengangkatan atau adopsi anak. Sedangkan ibu tiri merujuk pada seorang perempuan yang menikahi ayah dari seorang anak untuk membentuk suatu keluarga.
Wanita adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada manusia perempuan, baik secara biologis maupun sosial. Secara biologis, wanita adalah individu manusia yang memiliki kromosom XX, organ reproduksi internal dan eksternal yang khas, serta kemampuan untuk hamil dan melahirkan anak. Secara sosial, wanita sering kali diidentifikasi berdasarkan peran dan perilaku yang dianggap sesuai dengan stereotip gender yang ada dalam masyarakat. Wanita juga sering kali dihubungkan dengan sifat-sifat seperti kelembutan, kepekaan, dan keanggunan, meskipun ini dapat bervariasi di berbagai budaya dan konteks sosial.
Dalam masyarakat, wanita sering kali memegang peran penting dalam keluarga, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Mereka dapat menjadi ibu, istri, profesional, pemimpin, dan berbagai peran lainnya. Wanita juga sering kali berjuang untuk kesetaraan gender, hak-hak reproduksi, dan perlakuan yang adil di berbagai bidang kehidupan. Peran wanita dalam masyarakat sangat penting dan beragam, dan sering kali menjadi subjek perdebatan dan perubahan dalam upaya mencapai kesetaraan gender.
Penting untuk diingat bahwa definisi wanita dapat bervariasi di berbagai budaya dan konteks sosial. Konstruksi sosial dan budaya dapat mempengaruhi cara wanita dilihat dan diidentifikasi dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa definisi wanita tidaklah statis, melainkan dapat berubah seiring waktu dan perubahan dalam nilai-nilai sosial dan budaya.
Wanita karir merujuk pada perempuan yang memiliki karir atau pekerjaan yang menuntut keterampilan dan pengetahuan khusus. Wanita karir sering kali diidentifikasi sebagai perempuan yang bekerja di bidang profesional, seperti psikolog,bisnis, hukum, teknologi, dan lain sebagainya. Wanita karir juga dapat bekerja di bidang non-profesional, seperti pendidikan, kesehatan, dan pelayanan masyarakat. Wanita karir sering kali menghadapi tantangan yang berbeda dari laki-laki dalam mencapai kesuksesan dalam karir mereka, seperti diskriminasi gender, kesulitan dalam mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, dan kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar.
Namun, wanita karir juga memiliki potensi untuk mencapai kesuksesan yang sama dengan laki-laki dalam karir mereka. Banyak wanita karir yang telah berhasil mencapai posisi kepemimpinan dan sukses dalam karir mereka. Wanita karir juga dapat menjadi panutan bagi perempuan lainnya dalam mencapai kesuksesan dalam karir mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan dan organisasi yang telah berkomitmen untuk meningkatkan kesetaraan gender dan mendukung wanita karir melalui program pelatihan, dukungan, dan kesempatan kerja.
Penting untuk diingat bahwa wanita karir juga memiliki kehidupan pribadi dan keluarga yang perlu dijaga. Wanita karir sering kali menghadapi tantangan dalam mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, seperti tuntutan waktu yang tinggi dan kurangnya dukungan dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan dan organisasi untuk memberikan dukungan dan fleksibilitas dalam hal jadwal kerja dan kebijakan yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Paroki Cikarang berkarya dan bersaksi di lingkungan masyarakat yang berada di kawasan industri. Banyak Ibu-ibu dan wanita karir dalam keluarga katolik berperan sebagai ibu rumah tangga sekaligus juga bekerja di perusahaan. Dengan banyak tugas dan peran seperti itu rasa merasa dan tanggung jawab iman diasah, diasuh dan digembleng untuk menjadi seorang beriman yang tangguh. Menjalankan peran ganda dengan integritas dan kesadaran akan tanggung jawabnya dalam membangun keyakinan iman dan moral-religius dalam keluarga, adalah sejalan dengan ajaran iman Katolik.
Keluarga dipersiapkan dan dibangun dengan landasan iman yang kokoh. Persiapan membangun keluarga oleh karenanya dipersiapkan dengan sungguh-sungguh dan sudah menjadi tradisi Gereja Katolik. Membangun Rumah Tangga (MRT) kiranya sudah dikenal oleh Orang Muda Katolik (OMK) maupun keluarga-keluarga Katolik serta seluruh umat Katolik KAJ termasuk di paroki kita yaitu Paroki Cikarang. Ketika untuk membangun kesejahteraan keluarga, seorang ibu rumah tangga akhirnya memutuskan membantu suami untuk bekerja demi kesejahteraan seluruh anggota keluarga itupun tidak menjadi masalah. Keputusan bapak-Ibu dan diketahui semua putra-putrinya itu menjadi keputusan iman dan kesaksian iman keluarga. Berikut model penghayatan iman dan spiritualitas Ibu rumah tangga yang sekaligus pekerja ataupun karyawan perusahaan.
Pertama, semangat memberi (spirit of giving) yang berpusat pada Yesus Kristus. Spiritualitas memberikan yang terbaik, semangat mengosongkan diri untuk kesejahteraan keluarga ditempatkan dalam meneladan Tuhan Yesus yang mengosongkan diri pada pengorbanan di kayu salib demi kesejahteraan umat manusia. Melalui banyak tugas (multi tasks) peran ganda di rumah dan di tempat kerja seorang ibu sedang menghayati imannya dengan semangat memberikan yang terbaik bagi anak-anak dan keluarganya. Keteladanan iman ini menjadi suatu katekese hidup yang gemanya dirasakan di kedalaman hati seluruh anggota keluarga.
Kedua, penghayatan pelaksanaan kewajiban, tugas, pelayanan dan tanggung jawab sebagai pelaksanaan pengudusan diri. Pengudusan diri dilandasi doa dan semangat kurban diri yang berkenan di hadapan Allah. Meskipun sudah lelah di tempat kerja, karya pelayanan dihayati dengan sukacita penuh kegembiraan.
Ketiga, ketekunan dan kesetiaan yang menghayati semangat konsistensi dan integritas. Konsistensi antara apa yang diperjuangkan dengan prinsip yang baik dan benar merupakan landasan pijak bagi keluarga untuk terus meningkatkan introspeksi dan refleksi atas pengalaman perjumpaan Tuhan. Melalui konsistensi dan integritas seorang ibu rumah tangga sekaligus pekerja menjadi jantung dan hati keluarga yang tampil sebagai tokoh “panutan” bagi anakanak karena karya, pelayanan dan kesaksian sehari-hari di dalam keluarga.
Dalam kitab Mazmur, dikatakan bahwa pekerjaan adalah anugerah dari Tuhan. "Karena engkau mempersembahkan dirimu kepada-Nya, maka engkau akan beruntung dalam pekerjaanmu dan akan berhasil dalam segala sesuatu yang engkau lakukan" (Mazmur 128:2). Dalam ayat ini, pekerjaan dianggap sebagai anugerah dari Tuhan dan orang yang mempersembahkan dirinya kepada-Nya akan berhasil dalam pekerjaannya.
Dalam kitab Efesus, Paulus menekankan pentingnya bekerja dengan tekun dan jujur. "Janganlah kamu bekerja hanya untuk memperlihatkan dirimu kepada manusia, tetapi bekerja dengan tekun dan jujur, karena kamu bekerja untuk Tuhan, bukan untuk manusia" (Efesus 6:6-7). Dalam ayat ini, Paulus menekankan bahwa bekerja dengan tekun dan jujur adalah penting karena kita bekerja untuk Tuhan, bukan untuk manusia.
Dalam kitab Amsal, dikatakan bahwa orang yang rajin dan tekun dalam bekerja akan berhasil. "Orang yang rajin dalam bekerja akan memerintah, tetapi orang yang malas akan menjadi hamba" (Amsal 12:24). Dalam ayat ini, bekerja dengan rajin dan tekun dianggap sebagai kunci untuk mencapai kesuksesan.
Dalam kitab 2 Tesalonika, Paulus menekankan pentingnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memberikan contoh yang baik bagi orang lain. "Karena kita tidak makan roti orang yang tidak bekerja. Kita bekerja keras siang malam supaya jangan memberatkan siapa pun di antara kamu. Kita bekerja keras karena kita ingin memberikan contoh yang baik bagi kamu" (2 Tesalonika 3:10-12). Dalam ayat ini, Paulus menekankan pentingnya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memberikan contoh yang baik bagi orang lain.
Dalam kesimpulannya, Alkitab mengandung banyak ayat tentang bekerja dan pekerjaan. Dalam Alkitab, peker jaan dianggap sebagai anugerah dari Tuhan dan bekerja dengan tekun dan jujur dianggap sebagai penting. Orang yang rajin dan tekun dalam bekerja akan berhasil dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memberikan contoh yang baik bagi orang lain juga dianggap penting dalam Alkitab.
Dalam hubungannya dengan psikologi yang mempelajari perilaku manusia dalam konteks pekerjaan dan karir. Psikologi bekerja mencakup berbagai topik, seperti motivasi, kepuasan kerja, stres, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Tujuan dari psikologi bekerja adalah untuk memahami perilaku manusia dalam lingkungan kerja dan memberikan saran dan rekomendasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan.
Psikologi bekerja juga dapat membantu individu dalam memilih karir yang sesuai dengan minat, nilai, dan keterampilan mereka. Psikolog bekerja dapat memberikan tes dan konseling karir untuk membantu individu dalam memahami diri mereka sendiri dan memilih karir yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka.
Selain itu, psikologi bekerja juga dapat membantu perusahaan dalam mengelola karyawan mereka. Psikolog bekerja dapat membantu dalam merekrut dan memilih karyawan yang tepat, memberikan pelatihan dan pengembangan karyawan, dan meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan. Psikologi bekerja juga dapat membantu dalam mengelola konflik dan meningkatkan hubungan antara karyawan dan manajemen.
Psikologi bekerja juga memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan. Banyak perusahaan dan organisasi di Indonesia yang telah memperhatikan pentingnya psikologi bekerja dan telah mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan karyawan, serta kebijakan yang mendukung kesejahteraan karyawan.
Dalam kesimpulannya, psikologi bekerja adalah bidang psikologi yang mempelajari perilaku manusia dalam konteks pekerjaan dan karir. Tujuannya adalah untuk memahami perilaku manusia dalam lingkungan kerja dan memberikan saran dan rekomendasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan. Psikologi bekerja juga dapat membantu individu dalam memilih karir yang sesuai dan membantu perusahaan dalam mengelola karyawan mereka.
Jika kita hubungkan dengan Psikologi maka stres untuk wanita yang bekerja merupakan topik yang penting dalam kesehatan mental. Psikolog memiliki peran yang signifikan dalam membantu wanita yang bekerja mengatasi stres yang mungkin timbul akibat tuntutan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Psikolog dapat memberikan bantuan dalam mengelola stres, meningkatkan koping, dan memperbaiki kesejahteraan mental wanita yang bekerja. Mereka juga dapat memberikan dukungan emosional dan strategi untuk mengatasi tekanan yang mungkin dialami wanita yang bekerja.
Dalam konteks psikologi stres, penting untuk memahami bahwa wanita yang bekerja sering kali menghadapi tekanan ganda dari tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Psikolog dapat membantu wanita yang bekerja dalam mengelola keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta memberikan strategi untuk mengatasi stres yang terkait dengan peran ganda ini. Mereka juga dapat membantu wanita yang bekerja dalam mengidentifikasi sumber stres dan mengembangkan strategi koping yang efektif.
Selain itu, psikolog juga dapat memberikan layanan konseling dan terapi bagi wanita yang bekerja yang mungkin mengalami stres yang berat atau masalah kesehatan mental lainnya. Konseling dan terapi dapat membantu wanita yang bekerja dalam mengatasi stres, kecemasan, depresi, atau masalah kesehatan mental lainnya yang mungkin timbul akibat tekanan pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Pentingnya peran psikolog dalam membantu wanita yang bekerja mengatasi stres juga ditekankan dalam berbagai sumber. Psikolog dapat memberikan dukungan yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan mental wanita yang bekerja dan membantu mereka dalam menghadapi tekanan yang mungkin timbul dalam lingkungan kerja dan kehidupan pribadi.
Selain itu yang tidak kalah penting adalah kita juga harus bisa mendampingi para wanita karir dan ibu-ibu yang bekerja dari sisi Hukum.
Di Indonesia, terdapat beberapa pasal undang-undang yang bertujuan untuk melindungi wanita yang bekerja. Pasalpasal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari perlindungan terhadap pekerjaan wanita hingga kesehatan dan keselamatan kerja. Berikut adalah beberapa pasal yang relevan:
1. Pasal 2 ayat (1) UU Perkawinan menyatakan bahwa perkawinan adalah sah apabila dilakukan sesuai dengan hukum masing-masing agama dan kepercayaannya. Hal ini dapat dihubungkan dengan perlindungan terhadap wanita dalam melaksanakan peran ganda sebagai pekerja dan anggota keluarga.
2. Pasal 5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP. 224/MEN/2003 menegaskan bahwa pengusaha wajib menjaga keamanan dan kesusilaan pekerja perempuan. Hal ini mencakup penyediaan kamar mandi/wc yang layak dan terpisah antara pekerja perempuan dan laki-laki, serta penyajian menu makanan dan minuman yang bervariasi.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2022 menekankan pengaturan tindak pidana kekerasan seksual, yang bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi perempuan yang bekerja dari tindakan kekerasan seksual di lingkungan kerja.
4. UU Nomor 18 Tahun 2017 juga mengatur tentang pelindungan selama bekerja, yang mencakup hak-hak tenaga kerja, termasuk tenaga kerja perempuan, di luar negeri. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tenaga kerja perempuan yang bekerja di luar negeri mendapatkan perlindungan yang layak sesuai dengan hukum dan peraturan yangberlaku.
5. UU 12/1948, Peraturan tentang Undang-Undang Kerja Tahun 1948, juga membatasi pekerjaan wanita atas pertimbangan kesehatan dan keselamatan. Dalam hal ini, undang-undang tersebut bertujuan untuk melindungi kesehatan dan kesusilaan wanita yang bekerja.
Pasal-pasal ini menunjukkan komitmen hukum Indonesia dalam melindungi hak dan kesejahteraan wanita yang bekerja. Perlindungan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari perlindungan terhadap pernikahan hingga kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan adanya undang-undang ini, diharapkan wanita yang bekerja dapat bekerja dalam lingkungan yang aman, sehat, dan adil.
Dengan meletakkan kehidupan kita dalam Iman yang penuh seperti ayat-ayat Kitab Suci di atas dan juga didampingi oleh Psikologi yang baik serta adanya Hukum maka Wanita bekerja khususnya di bumi Cikarang ini ibu-ibu katolik/wanita karir sekaligus sebagai karyawan tetap/kontrak diharapkan bisa menjalankan peran ganda, banyak tugas (multi tasking) dengan integritas dan kesadaran akan tanggung jawabnya dalam membangun keyakinan iman dan moral-religius dalam keluarga. Terpujilah Tuhan dan semoga semakin dimuliakan melalui semangat memberi, semangat pengudusan diri dan semangat konsistensi-integritas di dalam kehidupan keluarga setiap hari.
Penulis : Anastasia Bintari Kusumastuti - Tim Kontributor Kolom Katakese
Gambar : Dokumentasi prbadi Warta Teresa