Maria, Bunda Yesus, Bunda Kita

Setiap bulan Oktober, umat Katolik berdevosi kepada Bunda Maria melalui doa Rosario baik di paroki, lingkungan, bahkan keluarga. Banyak umat yang melakukan ziarah ke Gua-gua Maria untuk memohon perantaraan rahmat Tuhan melalui Bunda Maria. Praktik devosi ini memancing pertanyaan dari pihak non-Katolik, mengapa umat Katolik begitu menghormati Bunda Maria? Mari kita memperdalam jawaban atas pertanyaan ini.

Bunda Maria senantiasa bersatu dengan kehendak penyelamatan manusia melalui Yesus Kristus sejak mengandung-Nya hingga wafat-Nya (Lumen Gentium art. 57, KGK art. 964). Nama Bunda Maria disebut dalam Syahadat Para Rasul, “yang dikandung dari Roh Kudus dan dilahirkan oleh Perawan Maria”, dalam kaitannya sebagai perantara hadirnya Sang Juru Selamat. Maria telah mengambil bagian dalam karya keselamatan dengan ketaatan dan kebebasan sehingga ia menjadi contoh iman dan cinta bagi Gereja (KGK 967).

Dengan melahirkan Sang Putera, Bunda Maria bukan sekadar menjadi bunda dari manusia Yesus, tetapi juga Bunda Allah. Dalam Injil Lukas (1:39-45), Elisabet menyapa Maria sebagai “ibu Tuhanku” dan sebelumnya malaikat Tuhan telah memaklumkan bahwa “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha Tinggi akan menaungi engkau” (Luk 1:35). Penghormatan dan pengakuan keibuan Maria ini menunjukkan pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah benar-benar Allah dan manusia.

Maria tidak sekadar menjadi Bunda Allah, tetapi juga Bunda kita yang mengantar kita kepada Yesus Kristus. Contoh sempurna dari hal ini adalah peristiwa di Kana (Yoh 2:1-11) ketika Yesus belum memulai karya-Nya. Bunda hanya berkata, “Mereka kehabisan anggur,” kemudian kepada para pelayan, “Apa yang dikatakan (Yesus) kepadamu, buatlah itu!” (Yoh 2:5). Maria tidak menjadi pesaing Yesus, tetapi justru mengantar kita kepada Yesus dan mendorong kita untuk taat pada-Nya. Dengan keyakinan keistimewaan relasi dengan Yesus, Maria menjadi perantara rahmat luar biasa bagi kita. Kepengantaraan Maria tidak menambahkan atau mengurangi pengantaraan Yesus Kristus, melainkan menunjukkan kekuatan-Nya karena kepengantaraan Maria pun bertumpu dan bergantung pada perantaraan-Nya (LG art 60, KGK 970).

Devosi dan penghormatan kepada Bunda Maria berarti seluruh kebaktian kepada Maria dalam bentuk puji-pujian, hormat, dan cinta dengan meneladani cara hidupnya sambal memohon bantuan pengantaraan doanya. Penghormatan berbeda dari penyembahan, yang hanya dapat ditujukan kepada Allah sendiri, dan tidak pernah kepada makhluk ciptaan lain, termasuk Maria (LG 66). Tiga unsur devosi kepada Maria adalah: memuji Maria (seperti yang dilakukan Elisabet), meneladan Maria dalam hal iman dan cinta kasih serta pola keutamaan (LG art. 65), dan memohon pengantaraan doa Maria. Doa kepada Maria berarti berdoa kepada Allah Bersama dengan Maria.

Penulis : Fr. Carolus Budhi P

Sumber inspirasi :

Danan Widharsana, RD.
Victorius Rudy Hartono,
“Bab 9: Maria, Bunda Yesus, Bunda Kita” dalam Pengajaran Iman Katolik, hlm. 197-225;
Katekismus Gereja Katolik;
dan Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium.

Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa


Post Terkait

Comments