“CINTA KECIL” untuk Masyarakat “KECIL” di Cikarang

“Tidak semua dari kita bisa melakukan hal-hal hebat.
Tapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.”
– Bunda Teresa

A. Pendahuluan
Siapa itu orang/masyarakat kecil/miskin, lemah dan difabel?
1. Santa Teresa dari Kalkuta mengatakan, "orang menjadi miskin bukan karena ketiadaan harta, tetapi orang menjadi miskin karena tidak dicintai". Artinya apa? Orang menjadi miskin karena tidak mendapat pembagian kehidupan yang tidak saja berhenti pada dimensi fisik (jasmani), tetapi kemiskinan terutama tentang dimensi kerohaniaan (jiwa) manusia. Dicintai berarti: solider, disapa, didengar dan dihargai sesuai dengan martabat luhur sebagai manusia.

2. Kemiskinan memiliki berbagai arti. Di Indonesia, definisi kemiskinan menurut BPS yakni: "Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun non-makanan. Penduduk miskin adalah penduduk yang ber ada di bawah suatu batas atau disebut sebagai garis kemiskinan."

3. Garis kemiskinan merupakan nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan hidup minimum makanan maupun kebutuhan hidup minimum non-makanan. Sekelompok anggota masyarakat dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan kelompok anggota masyarakat tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, seperti pangan, pakaian, dan tempat tinggal.

4. Jenis-jenis kemiskinan yaitu:
4.1 Kemiskinan absolut: merupakan jenis kemiskinan di mana orangorang miskin mempunyai tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan atau jumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup, seperti pangan, pakaian, dan tempat tinggal.
4.2 Kemiskinan Relatip: merupakan jenis kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga mengakibatkan terjadinya ketimpangan pada pendapatan atau bisa dikatakan bahwa seseorang sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
4.3 Kemiskinan kultural: merupakan jenis kemiskinan yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti malas, tidak ada usaha untuk memperbaiki tingkat kehidupan, pemboros, dan lain-lain.
4.4 Kemiskinan struktural: merupakan kemiskinan yang dialami oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut memungkinkan golongan masyarakat tidak ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.

5. Faktor Penyebab Kemiskinan yaitu:
5.1 Faktor internal: merupakan faktor yang datang dari dalam diri seseorang, seperti sikap yang menerima apa adanya, tidak bersungguh-sungguh dalam berusaha, kondisi fisik yang tidak sempurna, dan sebagainya.
5.2 Faktor eksternal: merupakan faktor yang datang dari luar diri seseorang, seperti perubahan iklim, kerusakan alam, kehidupan sosial, struktur sosial, kebijakan dan program pemerintah yang tidak merata, dan lain-lain.

6. Kaum lemah : mereka-mereka  secara usia sebenarnya usia produktif untuk bekerja, tetapi karena secara fisik tidak memungkinkan untuk bekerja membuat mereka tidak bisa bekerja. Dengan kata lain adalah mereka yang tersingkir atau kurang mendapat perhatian dari masyarakat pada umumnya, misalnya orang sakit, janda/duda atau single parent dan lain-lain.

7. Kaum difabel : mereka-mereka yang mengalami keterbatasan atau mereka yang berkebutuhan khusus. Orang-orang yang mengalami keterbatasan fisik itulah sebenarnya yang dinamakan difabel, membutuhkan pendampingan khusus dalam segala bidang.

 

B. Yang bertelinga hendaklah mendengar dan yang mempunyai mata melihat
1. Ketika dimensi ini terabaikan, maka manusia entah siapapun itu telah menyumbang tindakan pemiskinan yang menjadikan orang lain dimiskinkan.

2. Setiap manusia sebagai makluk yang diciptakan menurut gambar dan citra Allah sesungguhnya terpanggil untuk mangasihi, peduli, bersaksi, mewujudkan solidaritas-subsidiaritas dan kepedulian lebih pada yang miskin, lemah dan difabel agar keluar dari lilitan keterpurukan tersebut. Tujuannya tentu tidak lain adalah untuk mengangkat moral manusia menjadi lebih manusiawi. Atau sesuai dengan ajaran sosial Gereja agar umat tergerak oleh sebuah pandangan teologis “option for the Poor”.

3. Option for the Poor sebagai sebuah pandangan teologis yang menyatakan bahwa Gereja melihat kemiskinan dan kemelaratan yang dialami manusia serta jurang yang terus melebar antara kaya dan miskin serta kesenjangan sosial akan meruntuhkan harga diri bangsa, serta penodaan terhadap harkat dan martabat manusia yang adalah citra Allah sendiri.

 

C. Tinjauan Ajaran Gereja & Alkitab
1. Tradisi para rasul, Gereja perdana diteruskan oleh para uskup sebagai sebuah seruan yang terus menerus digemakan. Paus sebagai pengganti Rasul Santo Petrus dalam seruan-seruan pastoralnya melalui Ajaran Sosial Gereja, dekrit-dekrit Konsili Vatikan II, para Uskup dengan Surat-Surat Gembalanya, mengandung banyak sekali keputusan pastoral yang mengajak seluruh Gereja untuk memberikan perhatian terhadap kaum miskin. Option for the poor menjadi seperti semangat ajakan  untuk melayani mereka dengan penuh sukacita. Ensiklik-ensiklik Paus, sejak Santo Petrus Paus pertama maupun pengganti Santo Petrus hingga Paus Fransiskus sekarang, gema pelayanan terhadap kaum miskin, lemah dan difabel tidak pernah lepas dari seruan pastoral kuasa mengajar Gereja.

 

2. Dalam Perjanjian Baru, Surat St Yohanes 1 Yoh 3:16-18 "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran". Kalau saja kami boleh merangkum Surat Yohanes tersebut maka rangkumannya adalah sebagai berikut: “Setiap kaum beriman akan Yesus Tuhan wajib melakukan tindakan amal kasih kepada sesamanya”.

Selain itu ada pula salah satu perikop yang lebih penting lagi yaitu: Matius 25:31-46. Perikop tersebut mengungkapkan tentang Penghakiman Terkhir dimana mereka yang dikumpulkan di hadapan Kristus akan dibagi menjadi dua kelompok - para domba di sisi kanan-Nya dan para kambing di sisi kiri-Nya. Mereka yang berada di sisi kiri akan diusir "ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya" (ayat 41), sedangkan mereka yang berada di sisi kanan akan menerima warisan kekal mereka (ayat 34). Cukup penting untuk diperhatikan bahasa yang Kristus gunakan dalam membahas kedua kelompok ini. Para domba dipuji karena telah peduli dan beraksi kepada orang miskin, orang sakit, orang yang terpenjara, dan mereka yang lemah. Sedangkan, para kambing, dikecam atas ketidakpedulian dan tangan mereka tergemgam rapat-rapat. Ketika orang-orang saleh menanyakan kapan mereka melakukan hal-hal ini, Kristus menjawab, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."

 

D. Iman Tanpa Perbuatan : Mati

1. Yakobus 2:26 mengajar, "Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati."

2. Yakobus juga menulis, "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja;  sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri" (Yakobus 1:22).

3. Yohanes juga mengajar, "Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintahNya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran... Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup" (1 Yohanes 2:4,6).

4. Kristus Sendiri mengajarkan : "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku" (Yohanes 14:15).

5. Amsal mengajarkan tentang buah dari sikap terhadap orang miskin: “Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia”.(Bdk Amsal 14:31)

 

E. Engkau adalah Yesus Bagiku

Umat Paroki Cikarang Gereja Ibu Teresa (PCGIT) yang dijiwai oleh Spiritualitas Ibu Teresa: “Engkau adalah Yesus bagiku” dan mempunyai Visi Paguyuban umat beriman yang mau berbagi dan merkayat, serta Misi Gereja Paroki Ibu Teresa berkehendak kuat untuk mem-bangun paguyuban umat beriman (komunitas basis beriman penuh harapan) dalam ikatan per-persaudaraan sejati murid-murid Kristus, yang dijiwai oleh Roh Kudus, berani berkata 'cukup' kepada godaan duniawi, mempunyai spiritualitas berbagi dan jiwa merakyat (inkarnatoris) sehingga kehadirannya merupakan rahmat bagi masyarakat sekitar

 

F. Pelayanan Gereja

Pertama-tama pengertian Gereja bukanlah gedung gereja tetapi “Umat Allah (umat beriman akan Yesus Tuhan) yang dihimpun oleh Sabda Allah yang hidup”. Atau “Umat Allah yang dijiwai oleh semangat Kristus”. Untuk menapak tilas pelayanan bunda Teresa memang sangat berat karena bunda Teresa melakukan perkara perkara kecil sampai perkara perkara super berat dengan cinta yang besar, terlebih lagi menapak tilas pelayanan Yesus Sang Guru. Walupun demikian Pesan pastoral Gereja bahwa Gereja harus memberikan perhatian khusus kepada kaum miskin, lemah dan difabel berarti sebuah ajakan untuk seluruh umat katolik, umat beriman akan Yesus Kristus untuk peduli dan mengerti kepada mereka yang miskin, lemah dan difabel.

Kaum miskin,lemah dan difabel itu adalah sesama kita juga, saudara kita yang perlu mendapatkan sapaan, perhatian dan tindakan kasih yang  nyata. (Bdk Mat 25:31-46), entah bagaimanapun caranya, bisa jadi dengan cara :

• Memberikan senyuman yang tulus kepada mereka dan menyapanya.
• Melakukan kunjungan dan berdoa bersama (bdk. 5 langkah evangelisasi)
• “IF YOU CAN’T FEED A HUNDRED PEOPLE, THEN FEED JUST ONE.” – (Jika engkau tidak bisa memberi makan seratus orang, maka beri makan satu orang saja). Bunda Teresa
• Memberikan pelatihan ketrampilan seperti : potong rambut, jahit menjahit, sablon, masak memasak, bikin kue, perbengkelan, bikin pupuk organik, peternakan, perikanan, perkebunan dan lain-lain. Dengan singkat kata, kita beri mereka kail dan atau jala agar mereka bisa hidup mandiri.
• Paroki Cikarang Gereja Ibu Teresa (PCGIT) melalui seksi Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PSE) telah menyantuni biaya pendidikan kepada ratusan warganya yang mengalami kesulitan untuk menempuh pendidikan sekolah dan kuliah, tentu saja sesuai dengan kemampuan paroki. 
• Terlibat aktip menjadi donatur ASAK (Ayo Sekolah, Ayo Kuliah)
• Setiap kepanitiaan Natal, Paskah selalu membuat program memberikan bingkisan kebutuhan pokok sehari-hari kepada mereka yang berhak menerimanya atau kegiatan sosial kemasyarakatan yang memberdayakan kaum lemah dan miskin
• PSE PC GIT melakuakan kunjungan ke Lembaga Bimaan (Lembaga Pemmasyarakatan/Penjara) secara periodik.
• Menyelenggarakan Bazar UMKM dan UKM
• “Temukanlah Kristus pada jiwa orangorang sakit, miskin,lemah, difabel dan terlantar melalui kehadiranmu”

 

G. Lectio Divina
1. Invoca: berniat hening;
2. Lectio: membaca;
3. Meditatio: merenungkan;
4. Oratio : berdoa;
5. Contemplatio: pembaharuan apa yang kita alami setalah membaca, merenungkan dan berdoa kepada Tuhan;
6. Actio: Implementasikan, wujudkan dalam tindakan nyata dalam hidup kita sehari-hari.

Bahan Bacaan: “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak dituntut” (bdk Luk 12:48)

(Materi katekese dari berbagai sumber)

Penulis : Aloysius Haryanto - Tim Kontributor Kolom Katakese

Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa


Post Terkait

Comments