Bekerja kecil, Mewujudkan Pesan BesarMinggu lalu Gereja KAJ memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) yang jatuh pada tanggal 16 Oktober. “Tanpa bermaksud untuk mengurangi maknanya, kita umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta memperingati HPS pada hari Minggu yang paling dekat dengan peringatan HPS secara internasional itu“, demikian Bapa Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mengawali sapaannya dalam Surat Gembala kepada segenap umat di KAJ. “Solidaritas Pangan Sehat untuk Generasi Bebas Stunting” menjadi pesan khusus yang dipilih Uskup KAJ sebagai bentuk konkritisasi dari tema “Air adalah Kehidupan, Air adalah Makanan. Jangan Tinggalkan Seorang pun”, tema HPS yang dipilih oleh Badan Pangan Dunia (FAO). “Konkretnya, kita diundang untuk ikut melibatkan diri dalam gerakan HPS internasional, maupun bagian khusus yang dipilih di KAJ“, “Pertanyaannya, apa yang dapat kita lakukan sebagai wujud nyata kepedulian dan keterlibatan kita?”
Bapak Uskup, antara lain mengingatkan kita untuk meneruskan kebiasaan menghargai pangan dengan mengupayakan pola makan secukupnya dan sehat serta tidak membuang makanan. “Membuang makanan sama dengan mencuri dari meja mereka yang miskin dan kelaparan”, demikian kecaman Paus Fransiskus seperti disampaikan pada tangga 5 Juni 2013. Kami sengaja merangkai semua pesan global dan kontekstual ini menjadi tema besar, “Air, Tanah, Bumi Kehidupan, proyek hidup hayati“. Dengan kata lain, upaya dan usaha pengadaan dan pemanfaatan air, tanah, dan bumi untuk kehidupan hayati, menjadi pekerjaan bahkan tanggung jawab semua orang. “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”, demikian bunyi kearifan hidup bagi semua orang. Maka mustahillah ada warga pengangguran ketika orang berupaya, bekerja demi kehidupan.
Air, Tanah, Bumi Cikarang, ‘Menjanjikan’ Dunia“Bring the World to Cikarang”, demikian impian kelompok penggagas dan sekaligus para pendiri Kawasan ini. Namanya Cikarang, konon penamaan Cikarang tidak terlepas dari sebuah PT Jababeka Tbk., berdiri sejak tahun 1989 dan merupakan perusahan pengembang Kawasan industri terbuka pertama di Indonesia yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya sejak tahun 1994. Kota Jababeka di Cikarang menjadi kota terpadu seluas 5.600 hektar, dengan penduduk berkisar 1 juta orang. Ada kawasan industri untuk industri ringan, menengah, dan otomotif. Diperkirakan ada lebih dari 700.000 pekerja dan 4.300 tenaga kerja asing di wilayah Jababeka (https:// www.jababeka.com). Di bagian selatan Cikarang terdapat kawasan PT. Lippo Cikarang dengan bisnis properti dan industri berskala global. Ada kawasan Delta Silicon yang juga berlokasi di koridor timur Jakarta ini dan bergerak di bidang kebutuhan bisnis mmasyarakat luas. Kawasan industri Ejip Cikarang, Kawasan industry Hyndai Cikarang Tidak mustahil, keseluruhan Kawasan Cikarang mulai dari Kawasan Industri Jababeka di Cikarang Utara/ Barat dan PT. Lippo Cikarang di bagian Timur/Selatan telah mengangkat wilayah ini sebagai daerah industry terbesar kedua setelah ibu kota Jakarta dengan karena telah mempekerjakan lebih dari 1000.000 pekerja dan 5000 ekspatriat. Singkatnya, Bumi Cikarang telah menjadi tempat yang menjanjikan dan mengedepankan motto Cikarang, “The Best Place to Live, Work & Play” (https://www.lippo-cikarang.com). Maka wilayah pinggiran kota Jakarta ini tidak menjadi daerah terisolasi karena bisa diakses dengan jalan tol dan kereta api dengan jarak tempuh 45 menit dari pusat bisnis Jakarta, dengan moda transportasi umum seperti bis ke Jakarta, Bandung, Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng, serta fasilitas publikk lainnya seperti pasar tradisional, pasar modern seperti Mall, hypermart, Rumah-rumah Sakit yang menjadi pendukung pendirian Medical City, serta sarana Pendidikan umum dan swasta yang ada. Secara khusus dapat ditambahkan bahwa di Cikarang ada Education Park, tempat dan pusat Pendidikan Yayasan Pendidikan Universitas Presiden yang mencakup Pendidikan dasar, Pendidikan Luar Biasa untuk anak berkebutuhan khusus, tingkat Pendidikan menengah sampai Pendidikan tinggi tepatnya President University. Mahasiswa di kampus berbahasa Inggris ini berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. President University mengusung motto, “Where Tomorrow’s Leader coming together”, mempersiapkan para pemimpin masa depan untuk negeri ini maupun negara asal bahkan memenuhi kebutuhan global sesuai keahliannya. Visi ini memang merealisasikan mimpi besar dari Bapak SD. Darmono, Sang Pendiri, “Bring the world to Cikarang and give the future leaders to the world”.
Air, Tanah, Bumi Kehidupan Cikarang, “Rumah Kehidupan Bersama”Cikarang tidak hanya menjadi lahan uji keahlian mencari nafkah, tetapi sekaligus harus menjadi “Bumi Kehidupan – Rumah Kehidupan bersama”. Semua orang berkreasi dan berinovasi memelihara kehidupan melalui pemanfaatan air, tanah dan bumi Cikarang untuk mengusahakan kehidupan bersama. Kelompok besar profesional tidak hanya berkompetisi menunjukkan kehebatan keahlian masing-masing. Laporan statistik Kabupaten Bekasi tahun 2023 mencatat ada sekitar 112.571 penduduk dengan pembagian 56.652 kaum lelaki dan 55.198 adalah kaum wanita (Cikarang, Indonesia- Statistik 2023 (zhujiworld. com), dengan perbandingan penduduk asli adalah 40% dan selebihnya didominasi oleh warga pendatang dari luar Cikarang, daerah lain di pulau Jawa, pendatang dari pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Maluku dan Papua.
Keberagaman penduduk dan warga Cikarang menempati seluruh penjuru arah di Cikarang mulai dari Cikarang Utara yang berbatasan dengan Cikarang Barat, ada Cikarang Pusat yang menghubungkan Cikarang Timur dan Cikarang Selatan. Keseluruhan wilayah Cikarang telah menjadi “Bumi Cikarang” yang menampung segenap masyarakat yang beragam, baik suku-budaya, adat istiadat maupun penganut agama dan kepercayaan yang ada. Umat beragama Katolik di Wilayah Cikarang mendiami seantero ‘bumi cikarang’, membaur bersama segenap masyarakat dari pelbagai suku yang ada. “Menjadi paguyuban umat yang berbaur dan merakyat di bumi Cikarang” selalu menjadi motto gerakan kepedulian dan solidaritas yang ingin dibangun Dewan Pastoral Paroki bersama segenap umat yang ada. Wilayah Cikarang dan kemajemukan umat dan masyarakat haruslah menjadi contoh toleransi hidup beragama yang sehat dan saling menghargai. Cikarang haruslah menjadi “Rumah Kehidupan Bersama” dalam semangat kebersamaan dan solidaritas yang tinggi untuk menopang kehidupan umat dan masyarakat yang majemuk. Cara hidup dan semangat kebersamaan yang terbuka haruslah lahir dari sikap beriman yang dewasa. Praktik ritualitas umat dan sungai yang melintasi wilayah ini, yaitu Sungai Cikarang. Nama Sungai Cikarang sendiri berasal dari kata "Ci" atau "Cai" yang dalam Bahasa Sunda artinya adalah air, dan kata "Karang" yang merupakan nama tempat mata air dari Sungai Cikarang berasal yang berada di Bukit Karang, Desa Cibodas, Jonggol. Kawasan ini termasuk daerah pinggiran Ibu Kota Jakarta sehingga kebijakan operasional-administratif tertentu masih mengikuti Jakarta seperti penomoran kendaraan bermotor (kode Polisi inisial B) atau kode area 021 untuk penggunaan telpon rumahan/ kantor. Wilayah Cikarang menjadi bagian dari Kawasan Jabodetabek meskipun untuk urusan administratif pemerintahan sudah menjadi bagian dari Propinsi Jawa Barat, tepatnya Kabupaten Bekasi dengan ibu kota Cikarang terhitung sejak tanggal 6 Juni 2004, dengan dasar hukum PP no.82 tahun 1998.
Jarak tempuh kira-kira 35 km ke arah Cikarang dari Jakarta, ternyata telah menjadikan lokasi di bagian timur Jakarta ini strategis, sekaligus menjanjikan (prospektif) di mata dunia. Alasannya, wilayah pinggiran ini telah menjadi kawasan industri dengan kelompok kerja terbesar kedua setelah wilayah kota Jakarta sendiri. Di Cikarang ada masyarakat senantiasa bersifat eksklusif sesuai kultus dan praktik masingmasing kepercayaan sehingga bersifat pribadi dan tidak perlu dipaksakan kepada kelompok yang berlainan keyakinannya. Sebaliknya “sharing kehidupan” menyentuh kebutuhan hidup konkrit yang tidak perlu dibatasi oleh sekat-sekat sektarian yang sempit dan kaku. “Disini tidak ada tempat bagi kelompok garis keras dan kaum fumdamentalis”, kata Pak Ketua RT di perumahan Graha Asri Cikarang. Pak RT yang ‘muslim’ itu kemudian menjelaskan bahwa lingkungan pemukiman yang ada khususnya di Jl. Cimandiri 10, harus kondusif dan aman bagi semua orang dengan tetap saling menghormati keragaman dan perbedaan yang ada. Semua orang, tanpa terkecuali “bekerja“ menjaga keamanan, memelihara kebersihan, merawat lingkungan, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dalam skala kecil sekalipun untuk mendukung kehidupan yang sejahtera bagi semua pihak, alias disini tidak ada “pengangguran“, tandas pak RT yang fenomenal itu.
Semua orang, baik dari dalam negeri maupun berasal dari manca negara, bersama-sama bekerja mengusahakan kehidupan. Maka bekerja, menjadi upaya manusia untuk menerima tugas menguasai dan mengelola alam semesta (bdk. Kej.3:19). Pekerjaan, apapun bentuknya, di rumah ataupun di luar rumah haruslah dihayati sebagai jawaban kita atas panggilan Tuhan; pekerjaan yang kita lakukan memiliki nilai yang luhur seperti cinta kasih, keadilan, kepedulian, perdamaian dan pelayanan kesejahteraan (Bdk, Ajaran Sosial Gereja). Inspirasi Kitab Suci maupun Ajaran (sosial) Gereja senantiasa menempatkan manusia sebagai “subyek” dan bukanlah objek dari pekerjaan yang ada. Manusia harus bisa melawan kecenderungan diri yang konsumtif atas air, tanah dan bumi ini. Sebaliknya, haruslah menjadi subyek produktif, kretif dan inovtif atas air, tanah, bumi ini menjadi sumber kehidupan bagi dirinya, lingkungan, dan masyarakat luas. Cara pandang ini, dengan demikian, memustahilkan isu tentang warga pengangguran di Cikarang.
Penulis : Bruno Rumyaru - Tim Kontributor Kolom Katakese
Gambar : Dokumentasi pribadi Warta Teresa