Pada misa Sabtu 15 Juni 2024 pukul 17:00 telah diadakan misa penerimaan Sakramen Penguatan yang dipersembahkan oleh Bapak Uskup Ignatius Kardinal Suharyo, Pr. Hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh calon peserta Krisma setelah 8 bulan mempersiapkan diri untuk penerimaan Sakramen Penguatan ini. Tahun ini Paroki Cikarang Gereja Ibu Teresa menerimakan Sakramen Penguatan sejumlah 243 anak dalam rentang usia antara kelas 2 SMP sampai dengan usia SMA.
Dalam homili Bapa Uskup memberikan pesan bahwa Sakramen Penguatan yang akan diterimakan kepada 243 anak untuk melengkapi dari 2 Sakramen Inisiasi lainnya yaitu Baptis dan Ekaristi yang sudah diterima. Calon penerima Sakramen Penguatan wajib bersyukur bahwa hari ini mereka akan menerima Karunia Roh Kudus sebagai lambang kekuatan iman dan menjadikan mereka sudah dewasa dalam iman. Jadi perilaku dan semua tindakan harus mencerminkan kedewasaan dalam iman.
Selanjutnya Bapa Uskup memberikan gambaran bahwa bagi kita khususnya anak-anak penerima Sakramen Penguatan ini memilih sesuatu yang tidak mudah dan penuh tantangan, Bapa Uskup menggambarkan dalam cerita burung Nuri. Burung Nuri tersebut harus mengalami hal-hal sulit termasuk kesendirian tanpa teman-temannya. Menceritakan sepasang burung Nuri yang tinggal di satu pohon yang rindang, karena begitu rindangnya burung Nuri pun berkembang sangat banyak, anak anak bahkan sampai cucu-cicit nya tinggal di situ. Bukan hanya burung Nuri tetapi banyak burung-burung lainnya juga menjadikan pohon rindang ini sebagai rumahnya.
Suatu ketika ada seorang pemburu yang sedang berburu seekor rusa, pemburu itu mengejar buruan ke sana kemari, lalu si rusa buruan itu mulai lelah dan berhenti di dekat pohon yang rindang tadi, maka si pemburu ini sudah merasa senang karena merasa buruannya sudah menyerah, lalu si pemburu itu melepaskan anak panah ke rusa, pemburu sudah yakin bahwa buruannya kena anak panahnya, akan tetapi yang terjadi bahwa anak panah yang dilepaskan oleh si pemburu itu justru meleset dari buruan nya dan panah itu mengenai pohon yang rindang itu, sementara anak panah dari si pemburu itu sudah diberi racun yang sangat mematikan.
Secara perlahan lahan pohon rindang itu menjadi berubah dan daunnya mulai menguning. Lama-kelamaan daunnya mulai berguguran akibat terkena racun dari panahan si pemburu itu. Pohon itu pun menjadi gundul tidak berdaun yang tinggal hanya ranting-ranting saja, maka yang semula nya pada pohon tersebut sangat ramai oleh burung burung, mulai satu persatu burung itu pergi, karena melihat pohon tersebut sudah tidak rindang dan indah lagi, hanya satu burung yang tidak pergi dari pohon itu yaitu burung Nuri.
Sampailah suatu ketika burung Nuri sendirian tidak ada satupun teman-temannya yang mau datang lagi kesitu karena pohonnya sudah sangat gersang sekali, burung Nuri merasa sedih, tapi dia terus bertahan pada pohon tersebut.
Suatu ketika ada seorang pemuda datang melewati pohon itu dan melihat seekor burung Nuri, lalu pemuda itu bertanya, mengapa engkau bersedih hati tanya si pemuda itu kepada burung Nuri itu, lalu si burung Nuri tersebut pun mulai menceritakan apa telah terjadi, setelah mendengar cerita dari burung Nuri pemuda itu kembali bertanya kepada si Nuri tadi, apa yang kamu inginkan? Burung Nuri pun langsung mengatakan, saya ingin pohon ini kembali seperti semula yaitu pohon yang indah dan rindang, supaya burung-burung yang sudah pergi dari sini bisa kembali lagi ke pohon ini, dan ternyata pemuda itu adalah seorang Dewa yang bisa mengabulkan permohonan burung Nuri sesuai keinginan dari burung Nuri itu yaitu pohon tersebut kembali seperti semula rindang dan indah, lalu mulailah burung-burung yang tadinya sudah pergi dan pada kembali lagi ke pohon itu sampai tempat itu pun ramai seperti semula ceritanya selesai.
Pesan yang disampaikan Bapa Uskup adalah, bahwa pilihan kehidupan yang benar bukan hanya yang enak-enak atau yang gampang-gampang saja, seperti burung Nuri tadi dia memilih bertahan di pohon karena dia memilih yang benar meskipun tidak enak karena pohon sudah rusak.
Dalam sambutan Romo Kepala Paroki Cikarang Gereja Ibu Teresa, Rm. Antonius Suhardi Antara, Pr menyampaikan ucapan terima kasih berkenannya Bapa Uskup Ignatius Kardinal Suharyo, Pr untuk memberikan penerimaan Sakramen Penguatan ini. Romo Aan juga menyampaikan terima kasih kepada para pengajar, Tim Krisma dan pihak- pihak yang sudah membantu mempersiapkan para calon penerimaan Sakramen Penguatan ini sehingga berjalan baik.
Dalam akhir misa diadakan foto bersama antara Bapak Uskup, Romo Antara, Romo Aidan sebagai romo tamu dengan semua penerima Sakramen Penguatan, foto bersama tersebut di- lakukan per kelas yaitu kelas A sampai kelas H. Panitia Krisma juga menyediakan foto booth dengan replika Bapa Uskup. Penerima Sakramen Penguatan dan keluarga begitu antusias berfoto di foto booth tersebut. Dilanjutkan juga dengan ramah tamah bersama Dewan Paroki, Tim Krisma dan beberapa petugas. Umat juga bersukacita sekali atas kehadiran Bapa Uskup, hal ini bisa dilihat banyak sekali umat yang meminta foto bersama dengan Bapa Uskup.
Ada pemandangan yang begitu mengharukan, setelah komuni tiba-tiba hujan dan umat yang duduk di lapangan basket segera berhamburan berteduh di kanopi agar bisa meneruskan misa kudus ini. Semoga semangat umat dalam merayakan Ekaristi memberikan semangat pula dalam pengumpulan dana pembangunan gereja.
Mari kita doakan agar penerima Sakramen Penguatan ini bertumbuh imannya dan semakin mempunyai kerinduan melayani baik di lingkungan dan di paroki sebagai pelayan-pelayan Tuhan. Amin
Liputan dan Foto : Tim Krisma 2024